BMKG Minta Waspadai Potensi Banjir Bandang Setelah Gempa
Red: Bilal Ramadhan
Relawan membantu warga menyelamatkan barang di sebuah rumah yang hancur akibat gempa di Majangtengah, Malang, Jawa Timur, Ahad (11/4/2021). Kementerian Sosial menerjunkan 700 personel Tagana di sejumlah lokasi terdampak bencana gempa Malang untuk membantu mengevakuasi korban, membangun tempat pengungsian, mendirikan dapur umum dan menyelenggarakan layanan dukungan psikososial. | Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di sekitar wilayah Jawa Timur dan wilayah lain terdampak gempa untuk mewaspadai potensi longsor dan banjir bandang bila terjadi hujan.
"Jadi juga mohon diwaspadai potensi longsor dan banjir bandang bila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sebagai dampak lanjut setelah ada goyangan gempa bumi yang cukup kuat," ujar Dwikorita Karnawati.
Ia mengatakan gempa bumi dengan magnitudo 6 dapat membuat lereng-lereng atau batuan menjadi agak rapuh sehingga dapat memicu terjadinya hidrometeorologi, yaitu bencana longsor dan banjir bandang.
Ia menyampaikan hal itu berkaca dari bencana di Nusa Tenggara Timur, dimana sehari sebelum terjadi bencana gempa bumi magnitudo 4,1 dan terjadi hujan lebat.
"Jadi dikhawatirkan, suatu wilayah yang setelah terkena gempa, kemudian diguyur hujan itu dikawatirkan akan memicu terjadinya longsor atau banjir bandang," ujarnya.
Dwikorita menyebutkan beberapa wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat di Jawa Timur, yakni Jombang (di Bandar kedungmulyo), Mojokerto, Pasuruan, Bondowoso dan Jember. Kemudian, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Gresik, Lamongan, Madiun, Nganjuk, Probolinggo, Tulungagung, Ponorogo dan Purwosari (Kabupaten Pasuruan).
Sebelumnya, BMKG menyampaikan telah terjadi gempa bumi dengan magnitudo 6,7 di barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu, pada pukul 14.00 WIB. Berdasarkan keterangan BMKG, gempa yang terjadi itu berada pada kedalaman 25 kilometer (km) dan tidak berpotensi tsunami.
Gempa berpusat di laut 90 km arah barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur, 95 km tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur, 190 KM barat daya Surabaya, Jatim, dan 700 KM tenggara Jakarta, Indonesia.