REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Anak RS Medistra, Arnold Soetarso mengatakan terkait sekolah tatap muka, perlu dilakukan studi apakah anak berpotensi menjadi super spreader atau penyebar Covid-19. Ia menjelaskan, jika berkaca dari negara lain yang sudah tatap muka, anak tidak menjadi super spreader.
"Kalau kita berkaca pada negara lain seharusnya sih tidak. Asal, sekolahnya siap, yaitu tetap pakai masker, jaga jarak, desinfeksi berkala, dan tentunya koordinasi sekolah dan petugas kesehatan," kata Arnold, dalam webinar Evaluasi 1 Tahun PJJ, Ahad (11/4).
Dirinya setuju sekolah tatap muka dilakukan. Sebab, saat ini sudah banyak negara lain yang melakukan sekolah tatap muka. Selain itu, ia menilai jika anak sekolah tatap muka, mereka akan bisa belajar dengan lebih baik dan melanjutkan pendidikan mereka.
Kembalinya anak ke sekolah, menurut Arnold juga bisa berdampak pada perbaikan sosial ekonomi keluarga. Selama pandemi ini, tercatat kekerasan pada anak meningkat. Arnold beranggapan, jika anak kembali ke sekolah dapat mengurangi angka kekerasan ini.
"Jadi kalau anak-anak masuk sekolah, orang tua bisa kembali bekerja dan keadaan akan jadi lebih baik. Kita tahu nggak semua anak punya akses sekolah online," kata dia lagi.