Hilal Berpotensi Terlihat di Pantura dan Madura
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Hilal (Ilustrasi) | Foto: muslimmedianetwork.com
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Shofiyullah menyatakan, pihaknya bakal melakukan pemantauan anak bulan atau hilal di 22 titik pada Senin (12/4) untuk menentukan awal Ramadan 1442 Hijriah. Shofiyullah memprediksi, hilal berpotensi besar akan terlihat oleh tim yang memantau di sepanjang kawasan Pantai Utara dan Madura.
Shofiyullah mengatakan, saat dipantau hilal kemungkinan berada di sisi utara titik barat dengan posisi ketinggian hilal tujuh derajat di atas ufuk. "Hilal berpotensi besar terlihat di Pantura. Dalam arti daerah-daerah utara. Kenapa? Karena posisi hilal berada di utara titik barat," kata Shofiyullah.
Pria yang akrab disapa Gus Shofi itu menambahkan, tidak menutup kemungkinan tim yang memantau di kawasan Pantai Selatan juga berhasil melihat hilal. Karena, posisi ketinggian hilal tujuh derajat di atas ufuk. Itu di atas kesepakatan organisasi Islam dunia yang menyepakati bahwa tinggi hilal di kawasan Asia minimal dua derajat di atas ufuk.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga Falakiyah NU Jatim, titik pemantauan hilal di kawasan utara Jatim, di antaranya, di Balai Rukyat NU Condrodipo Kabupaten Gresik, bukit Wonocolo-Kedewan Bojonegoro, Pantai Taneros Ambunten, Sumenep, Madura, Bukit Gumuk Klasik Indah di Kabupaten Banyuwangi, dan lainnya.
Jika satu di antara 22 titik pantauan di Jatim berhasil melihat hilal, maka bisa dipastikan awal Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada Selasa (13/4). Namun apabila tidak satu pun tim rukyat di 22 titik melihat hilal, maka yang harus dilakukan adalah menunggu hasil pantauan hilal di kawasan barat Indonesia.
Jika semua pantauan hilal secara nasional tidak berhasil melihat hilal, maka bulan Sya'ban disempurnakan menjadi 30 hari dan awal Ramadhan jatuh pada Rabu (14/4). "Semoga hilal terlihat, agar puasanya bersama-sama, karena Muhammadiyah sudah menentukan (awal puasa) Selasa," ujar Gus Shofi.
Gus Shofi memastikan, kegiatan rukyatul hilal di Jatim kali ini bakal lebih lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di luar faktor alam, peralatan yang dipakai lebih memadai dan canggih. Jika dulu peralatan yang bagus cuma dimiliki PWNU Jatim dan Gresik, kali ini banyak kabupaten/ kota yang juga sudah memiliki peralatan rukyatul hilal canggih.
"Alhamdulillah, teman-teman semakin maju, dalam arti peralatan sudah punya, sekaligus peralatan yang dihubungkan dengan komputer sehingga nanti bisa diolah citra hilal itu. Bisa divisualkan," ujarnya.