Senin 12 Apr 2021 08:28 WIB

Hilal Berpotensi Terlihat di Pantura dan Madura

Saat dipantau, hilal kemungkinan berada di sisi utara titik barat.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Menggunakan teleskop untuk mengamati hilal 1 Ramadhan  (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Menggunakan teleskop untuk mengamati hilal 1 Ramadhan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Shofiyullah, menyatakan, pihaknya bakal melakukan pemantauan anak bulan atau hilal di 22 titik pada Senin (12/4) untuk menentukan awal Ramadhan 1442 Hijriyah. Shofiyullah memprediksi, hilal berpotensi besar akan terlihat oleh tim yang memantau di sepanjang kawasan Pantai Utara dan Madura. 

Shofiyullah mengatakan, saat dipantau hilal kemungkinan berada di sisi utara titik barat dengan posisi ketinggian hilal tujuh derajat di atas ufuk. "Hilal berpotensi besar terlihat di Pantura. Dalam arti daerah-daerah utara. Kenapa? Karena, posisi hilal berada di utara titik barat," kata Shofiyullah.

Baca Juga

Pria yang akrab disapa Gus Shofi itu menambahkan, tidak menutup kemungkinan tim yang memantau di kawasan Pantai Selatan juga berhasil melihat hilal. Karena, posisi ketinggian hilal tujuh derajat di atas ufuk. Itu di atas kesepakatan organisasi Islam dunia yang menyepakati bahwa tinggi hilal di kawasan Asia minimal dua derajat di atas ufuk.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga Falakiyah NU Jatim, titik pemantauan hilal di kawasan utara Jatim, di antaranya di Balai Rukyat NU Condrodipo Kabupaten Gresik, bukit Wonocolo-Kedewan Bojonegoro, Pantai Taneros Ambunten, Sumenep, Madura, Bukit Gumuk Klasik Indah di Kabupaten Banyuwangi, dan lainnya. 

Jika satu di antara 22 titik pantauan di Jatim berhasil melihat hilal, bisa dipastikan awal Ramadlan 1442 Hijriyah jatuh pada Selasa (13/4). Namun, apabila tidak satu pun tim rukyat di 22 titik melihat hilal, yang harus dilakukan adalah menunggu hasil pantauan hilal di kawasan barat Indonesia. 

Jika semua pantauan hilal secara nasional tidak berhasil melihat hilal, bulan Sya'ban disempurnakan menjadi 30 hari dan awal Ramadhan jatuh pada Rabu (14/4). "Semoga hilal terlihat agar puasanya bersama-sama karena Muhammadiyah sudah menentukan (awal puasa) Selasa," ujar Gus Shofi.

Baca juga : Niat Puasa Ramadhan, Arab, Latin dan Terjemahan

Gus Shofi memastikan, kegiatan rukyatul hilal di Jatim kali ini bakal lebih lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di luar faktor alam, peralatan yang dipakai lebih memadai dan canggih. Jika dulu peralatan yang bagus cuma dimiliki PWNU Jatim dan Gresik, kali ini banyak kabupaten/kota yang juga sudah memiliki peralatan rukyatul hilal canggih. 

"Alhamdulillah, teman-teman semakin maju, dalam arti peralatan sudah punya, sekaligus peralatan yang dihubungkan dengan komputer sehingga nanti bisa diolah citra hilal itu. Bisa divisualkan," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement