Senin 12 Apr 2021 21:38 WIB

Iran Tuding Israel Sabotase di Fasilitas Nuklir Natanz

Fasilitas nuklir Iran mengalami insiden gangguan distribusi listrik.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Program nuklir Iran
Foto: AP/Reuters/Aljazairah
Program nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran menuding Israel sebagai penyebab gangguan distribusi listrik di fasilitas nuklir Natanz pada Ahad (11/4). Menteri Luar Negeri Iram Mohammad Javad Zarif yang dikutip TV pemerintah pada Senin (12/4) mengatakan, Teheran akan membalas dendam atas perilaku Israel.

Otoritas Iran menggambarkan insiden gangguan distribusi listrik sebagai tindakan 'terorisme nuklir'. Mereka juga mengatakan, Teheran berhak untuk mengambil tindakan terhadap para pelakunya.

Baca Juga

"Zionis ingin membalas dendam karena kami telah mencapai kemajuan dalam mencabut sanksi. Mereka secara terbuka mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan (pencabutan sanksi) ini. Tapi kami akan membalas dendam kami kepada Zionis,” kata Zarif.

Beberapa media Israel mengutip sumber-sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa, mata-mata Mossad Israel berhasil melakukan operasi sabotase di situs Natanz. Hal ini berpotensi menghentikan pekerjaan pengayaan uranium di fasilitas itu selama berbulan-bulan. Israel belum secara resmi mengomentari insiden tersebut.

Situs pengayaan uranium Natanz, sebagian besar berada di bawah tanah. Ini adalah salah satu dari beberapa fasilitas Iran yang dipantau oleh inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan dalam konferensi pers pada Senin (12/4), insiden Natanz dapat dianggap sebagai tindakan terhadap kemanusiaan. Dia menambahkan, insiden di Natanz tidak menimbulkan korban maupun kontaminasi.

"Pakar nuklir kami sedang menilai kerusakan tetapi saya dapat meyakinkan Anda bahwa Iran akan mengganti sentrifugal pengayaan uranium yang rusak di Natanz dengan yang lebih canggih," kata Khatibzadeh.

Pada Juli tahun lalu, kebakaran terjadi di fasilitas Natanz. Pemerintah Iran mengatakan, kebakaran itu adalah upaya untuk menyabotase program nuklir Iran. Kemudian pada 2010, virus komputer Stuxnet, yang diyakini secara luas dikembangkan oleh Amerika Serikat dan Israel, ditemukan setelah digunakan untuk menyerang Natanz.

Pada Sabtu (10/4) lalu, Iran meluncurkan sebuah mesin pengayaan uranium canggih di pabrik nuklir bawah tanah Natanz, untuk memperingati Hari Teknologi Nuklir Nasional. Presiden Iran Hassan Rouhani hadir dalam acara peluncuran mesin canggih tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement