Selasa 13 Apr 2021 08:00 WIB

Jokowi Pamer UU Cipta Kerja di Depan Angela Merkel

UU Cipta Kerja merupakan upaya pemerintah Indonesia melakukan pembenahan iklim invest

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Presiden Jokowi
Foto: Biro Pers Media Informasi Sekretariat Preside
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan keberhasilannya dalam mengesahkan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja di hadapan Kanselir Jerman Angela Merkel. Kedua pemimpin negara memang berada dalam satu forum yang sama, yakni pembukaan Hannover Messe 2021. Indonesia terpilih sebagai official country partner atau negara mitra dalam pameran dagang terbesar dunia tersebut. 

UU Cipta Kerja disebut Jokowi sebagai salah satu usaha pemerintah Indonesia dalam melakukan pembenahan iklim investasi. Caranya, dengan reformasi struktural. UU Cipta Kerja diklaim mempermudah izin usaha, juga memberikan insentif serta kepastian hukum bagi para investor.

"UU Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital. UU Cipta Kerja akan mendukung pengembangan industri 4.0," ujar Presiden Jokowi dalam pembukaan Hannover Messe, Senin (12/4) malam. 

Perbaikan iklim investasi merupakan salah satu dari tiga hal yang disiapkan pemerintah Indonesia dalam membangun transformasi digital. Dua hal lainnya adalah penguatan SDM dan investasi pada pembangunan hijau atau green economy. 

Mengutip data World Economy Forum, Jokowi menyebutkan bhwa potensi ekonomi hijau atau pembangunan hijau cukup besar, berupa peluang bisnis sebesar 10,1 triliun dolar AS. Angka ini pun berpotensi membuka 395 juta lapangan kerja baru sampai 2030 nanti. 

Jokowi pun memanfaatkan sambutannya di Hannover Messe untuk memamerkan terobosan Indonesia dalam upaya mewujudkan pembangunan hijau. Di antaranya, pengembangan biodiesel atau 'green diesel' dari kelapa sawit. Selain itu, pemerintah berupaya mengembangkan pemasangan pembangkit listrik tenaga surya atap di sektor rumah tangga. 

"Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru. Namun juga mengurangi emisi gas rumah kaca," katanya. 

Selain itu, Jokowi juga mengklaim bahwa Indonesia berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan energi di masa depan. Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, ujarnya,  Indonesia juga mengembangkan pengolahan biji nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik. 

"Kemitraan Indonesia dan Jerman untuk pembangunan hijau ke depan adalah salah satu prioritas. Saya mengapresiasi green infrastructure inisiative Jerman dengan nilai 2,5 miliar Euro. Program ini diharapkan dapat mendukung pembangunan infras hijau di Indonesia," kata Jokowi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement