REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi, menanggapi munculnya isu perombakan kabinet atau reshuffle usai disetujuinya penggabungan Kementerian Riset dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pembentukan Kementerian Investasi. Masduki mengatakan, hingga saat ini belum mendapat informasi mengenai wacana reshuffle tersebut.
Namun demikian, dia memastikan, jika reshuffle dilakukan sudah melalui perembukan antara Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf.
"Kalau terkait nanti itu ada reshuffle dan seterusnya, tentu saja wapres sudah rembukan atau diajak oleh presiden. Tapi, saya tidak updating berbicara lebih jauh soal itu," kata Masduki saat berbincang dengan media secara virtual, Senin (14/2).
Sebab, kata Masduki, hingga saat ini penggabungan Kemristek dan Kemendibud maupun pembentukan kementerian baru masih belum final. "Nanti pada saatnya akan ada pembicaraan yang lebih spesifik antara Pak Presiden dan Wapres dan tentu saja setelah nanti sudah selesai semuanya clear semuanya baru mungkin itu dibicarakan," ungkapnya.
Masduki juga enggan berbicara lebih jauh mengenai urgensi pembentukan kementerian investasi yang baru saja disetujui DPR akhir pekan lalu. Ia mengakui, investasi menjadi salah satu hal yang dinilai penting oleh Pemerintah saat ini untuk jangka panjang.
"Tapi pembicaraan yang lebih jauh terkait subtansi (urgensi pembentukan kementerian) itu tidak bisa dibicarakan saat ini. Belum final, masih dalam proses diselesaikan. Tunggu aja dulu sabar aja dulu," kata Masduki.
Wacana reshuffle muncul setelah DPR menyetujui penggabungan tugas Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta pembentukan Kementerian Investasi. Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, reshuffle tinggal menunggu waktu.
"Jika digabungkan dua kementerian tersebut, artinya reshuffle hanya tinggal menunggu waktu," kata Ujang kepada Republika.co.id, Senin (12/4).