Selasa 13 Apr 2021 08:36 WIB

KKSB Kembali Teror Dunia Penerbangan di Papua

KKSB bakar helikopter milik PT Ersa Eastern Aviation.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua. (Ilustrasi)
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) membakar satu unit helikopter di Bandar Udara Aminggaru Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Ahad (11/4) malam. Aparat TNI-Polri kini masih memburu kelompok yang melakukan aksi tersebut dan menyatakan akan menindak tegas.

"Saat ini TNI-Polri masih memburu kelompok ini dan kami akan menindak tegas KKB yang melakukan aksi brutal di Ilaga," ujar Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, dalam siaran pers, Selasa (13/4).

Helikopter yang dibakar KKSB itu merupakan helikopter milik PT Ersa Eastern Aviation. Menurut Suriastawa, hal tersebut menambah daftar aksi teror KKSB setelah sebelumnya melakukan penyanderaan terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru pada bulan lalu.

"Ini merupakan aksi teror KKB yang kesekian kalinya terhadap dunia penerbangan di Papua, terakhir bulan lalu mereka menyandera pilot yang berkebangsaan Selandia Baru,” jelas dia.

Berdasarkan informasi dari pihak PT Ersa Eastern Aviation, helikopter yang dibakar KKB merupakan helikopter rusak, tidak laik terbang, dan dalam proses perbaikan. Meski begitu, Suriastawa menyebut tindakan itu merupakan aksi keji yang dilakukan KKSB untuk mengganggu dunia penerbangan, di mana akses ke Ilaga Puncak hanya bisa dilakukan dengan pesawat udara.

"Setelah melakukan aksi teror di dunia pendidikan, KKSB kembali melakukan aksi teror di dunia penerbangan,” kata dia.

KKSB beberapa waktu lalu sempat menyandera pesawat PT Asi Pudjiastuti Aviation, Pilatus PC-6 S1-9364 PK BVY, di Lapangan Terbang Wangbe, Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua. Pilot pesawat tersebut, Kapten Ian John Terrence Hellyer mengungkapkan, pesawat disandera selama dua jam oleh 30 orang KKSB.

“Kami telah mendapat laporan informasi adanya penyanderaan pesawat selama dua jam di Lapangan Terbang Wangbe, Kabupaten Puncak,” ujar Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, saat dikonfirmasi, Sabtu (13/3).

Suriastawa mengatakan, penyanderaan berakhir setelah dilakukan negosiasi antara penumpang dengan pihak KKSB. Baru ekitar pukul 08.36 WIT pesawat Susi Air PK BVY dapat lepas landas menuju Terminal UPBU Bandara Moses Kilangin, Timika, Papua, dan mendarat dengan aman.

“Meskipun tidak terjadi korban, namun kejadian ini menunjukkan aksi teror KKSB di wilayah Papua, termasuk teror terhadap aktivitas penerbangan sipil. Dan kami selalu berkoordinasi erat dengan pihak kepolisian" kata dia.

Sementara itu, Ian selaku pilot pesawat tersebut mengungkapkan, dia dan tiga penumpang warga Papua sempat disandera oleh sekitar 30 orang KKSB selama dua jam di Lapangan Terbang Wangbe, sekitar pukul 06.20 WIT. Tiga orang penumpang merupakan warga asli Papua, yakni Ricky Dolame, Arikala Dolame, dan Arike Wandikbo.

Berdasarkan keterangan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu, dua di antara puluhan KKSB tersebut membawa senjata laras panjang. Selama disandera selama dua jam itu, walaupun merasa khawatir akan keselamatannya karena sempat ditodong senjata, pilot dan tiga penumpang tidak mengalami tindak kekerasan.

Saat disandera, KKSB sempat mengancam agar pesawat maskapai Susi Air dilarang membawa penumpang aparat TNI/Polri. Selain itu, KKSB juga menyampaikan kekecewaannya dengan kepala kampung karena tidak memberikan dana desa.

Lapangan terbang Wangbe di Kabupaten Puncak berjarak 43 km dari Sinak, Papua, atau 48 km dari Sugapa, Papua. Di daerah tersebut belum terdapat jaringan telepon dan internet.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement