Selasa 13 Apr 2021 09:24 WIB

Kementan Latih Petani Lamongan Cara Panen Ubinan

Petani Lamongan diajarkan teknik ubinan dengan pola Jajar Legowo dan Tegel

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menegaskan kegiatan SL IPDMIP bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi petani dan penyuluh, yang materinya bermanfaat untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan, sehingga dapat diterapkan pada lahan masing-masing petani, serta direplikasi oleh petani lain pada kelompok tani (Poktan) dan Gapoktan.
Foto: Kementan
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menegaskan kegiatan SL IPDMIP bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi petani dan penyuluh, yang materinya bermanfaat untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan, sehingga dapat diterapkan pada lahan masing-masing petani, serta direplikasi oleh petani lain pada kelompok tani (Poktan) dan Gapoktan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guna mengetahui tingkat produktivitas tanaman pangan, khususnya padi, Kementerian Pertanian RI mendorong petani melakukan panen ubinan, sehingga mewakili hasil hamparan sawah, dari jarak tanam dengan pola Jajar Legowo maupun sistem tegel.

Langkah tersebut ditempuh Kementan didukung Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi/Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) mengajak petani daerah irigasi (DI) melalui Sekolah Lapang IPDMIP (SL) yang tersebar pada 74 kabupaten di 16 provinsi agar memahami praktik ubinan.

Kegiatan SL topik ubinan baru-baru ini digelar di Desa Tritunggal, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur yang diikuti 25 peserta. Masih di Lamongan, petani DI Keyongan, khususnya kelompok tani (Poktan) Mekar Sari di Desa Tritunggal, Kecamatan Babat. Tujuan SL mempelajari dan menerapkan pengubinan padi lahan demonstration plotting (Demplot) dari padi varietas Inpari 32 teknik jajar legowo 2:1.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menegaskan kegiatan SL IPDMIP bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi petani dan penyuluh, yang materinya bermanfaat untuk membuka wawasan dan menambah pengetahuan, sehingga dapat diterapkan pada lahan masing-masing petani, serta direplikasi oleh petani lain pada kelompok tani (Poktan) dan Gapoktan.

"Menjaga ketahanan pangan bisa dilakukan jika terus menanam. Memanfaatkan semua lahan tersedia. Petani dan penyuluh pun harus terus turun ke lapangan untuk memastikan produksi pertanian terus terjaga," katanya.

Hal itu, kata Dedi Nursyamsi, sejalan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang manfaat ubinan, atau pengambilan sampel, agar tidak ada perbedaan data, misalnya definisi lahan baku sawah yang bergeser penggunaannya untuk menanam jagung.

"Definisi terhadap sawah, misalnya, kalau tanam jagung, masih sawah kan namanya? Definisi itu dilakukan penyesuaian di pertanian apa pun tanaman di dalamnya, lahan itu lahan baku sawah," kata Mentan Syahrul tentang pentingnya data pertanian.

Dedi Nursamsyi mengingatkan pentingnya kegiatan pengubinan. Guna memastikan petani dan penyuluh tetap di lapangan dengan mematuhi Protokol Kesehatan di tengah pandemi. 

"Pengubinan, istilah yang biasa dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan." 

Kementan mengingatkan langkah-langkah penting pengubinan, diawali pilih pertanaman yang seragam dan dapat mewakili penampilan hamparan, baik dalam segi pertumbuhan, kepadatan tanaman, maupun kondisi terakhir di lapangan. Kemudian, tentukan luasan ubinan, minimal dua set jajar legowo yang berdekatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement