REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan istrinya Jill Biden mengucapkan selamat kepada kaum Muslim karena telah memasuki bulan suci Ramadhan. Momen itu turut dimanfaatkan Biden untuk mengingatkan tentang masih banyaknya kekerasan anti-Muslim di AS.
"Jill dan saya mengirimkan salam hangat dan harapan terbaik kami kepada komunitas Muslim di AS dan di seluruh dunia. Ramadan Karim," kata Biden dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/4), dikutip laman Anadolu Agency.
Biden memuji kontribusi Muslim di AS. Hal itu karena banyak di antara mereka bekerja sebagai pengusaha atau pemilik bisnis. Hal itu berperan pada terbukanya lapangan pekerjaan. Selain itu, ada pula Muslim yang bekerja sebagai perespons pertama dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Muslim Amerika telah memperkaya negara kami sejak negara kami terbentuk. Mereka sangat beragam dan bersemangat seperti Amerika yang telah mereka bantu bangun," kata Biden.
Namun, Biden mengatakan kalangan Muslim di AS terus menjadi sasaran perundungan, fanatisme, dan kejahatan rasial. Dia menegaskan, pemerintahannya akan bekerja untuk melindungi hak dan keselamatan semua warga, termasuk Muslim.
"Prasangka dan serangan ini salah. Itu tidak bisa diterima dan harus dihentikan. Tak seorang pun di Amerika harus hidup dalam ketakutan untuk mengungkapkan keyakinannya," ujar Biden.
Baca juga: Tantangan Ramadhan 2021: Dilema Bagi Muslim AS
Biden pun berjanji membela hak asasi manusia (HAM) di mana pun, termasuk untuk etnis Uighur di China, Rohingya di Myanmar, dan komunitas Muslim di seluruh dunia. “Mengingat orang-orang yang telah meninggal (akibat pandemi) sejak Ramadhan lalu, kami berharap untuk hari-hari yang lebih cerah ke depan. Alquran mengingatkan kita bahwa 'Tuhan adalah terang langit dan bumi' yang membawa kita keluar dari kegelapan menuju terang," ucap Biden.