Selasa 13 Apr 2021 13:15 WIB

Stok Makanan di Beoga Hanya Cukup Tiga Hari

Pesawat pembawa logistik ke Beoga enggan terbang karena takut ditembak KKB.

Setelah insiden penembakan dua guru oleh KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, masyarakat di sana terancam kesulitan pangan karena stok terbatas.
Foto: Wikipedia
Setelah insiden penembakan dua guru oleh KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, masyarakat di sana terancam kesulitan pangan karena stok terbatas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Persediaan bahan makanan di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, saat ini hanya mencukupi untuk kebutuhan tiga hingga empat hari. Distrik Beoga tidak memiliki stok makanan yang banyak sejak terjadinya aksi penembakan dua orang guru yang mengakibatkan tidak ada pesawat yang terbang ke daerah itu.

"Memang benar persediaan bahan makanan di Beoga berkurang karena tidak ada pesawat masuk," kata Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar, saat dihubungi, Selasa (13/4). Diakuinya sejak terjadinya kasus penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Kamis (8/4) tidak ada lagi pesawat yang masuk dan mendarat di Beoga.

Baca Juga

Hanya ada pesawat yang mengevakuasi jenazah dua orang guru yang menjadi korban. "Pesawat tersebut juga tidak membawa logistik sehingga warga bertahan dengan bahan makanan yang ada," kata Ali Akbar.

Ia menjelaskan di Beoga memang ada 12 warung atau kios besar dan kecil namun persediaan mereka juga mulai menipis. Pesawat juga tidak mudah mendarat di lapangan terbang Beoga karena sebelum mendarat pesawat harus terbang melintas di sebelah utara, yang saat ini menjadi tempat persembunyian KKB.

"Pintu masuk ke lapangan terbang Beoga harus melalui sisi utara di mana KKB bersembunyi sehingga saat pesawat terbang rendah ketika mau mendarat dapat menjadi sasaran tembak," katanya menegaskan.

Ia mengakui bahwa lapangan terbang sudah dikuasai KKB. Namun pintu masuk ke lapangan terbang harus melalui sebelah utara itu sehingga pilot takut untuk terbang ke Beoga.

Untuk mencapai lokasi tersebut cukup sulit karena berada di ketinggian sehingga dengan mudahnya KKB menembak bila anggota Polri/TNI menuju lokasi tersebut, kata Ali Akbar. Ketika ditanya tentang warga yang mengungsi, Kapolsek Beoga mengaku yang mengungsi di polsek tercatat tiga orang, di koramil delapan orang dan sebanyak 31 orang memilih tetap tinggal di rumahnya namun letaknya dekat koramil.

Aksi penembakan yang dilakukan KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, menyebabkan dua orang meninggal yakni Oktovianus Rayo yang ditembak Kamis (8/4) dan Yonatan Renden ditembak Jumat (9/4).

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement