Selasa 13 Apr 2021 13:29 WIB

Kekayaan Jack Ma Malah Bertambah Usai China Denda Alibaba

Denda yang diterapkan pemerintah China lebih ringan dibandingkan perkiraan investor.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Pendiri Alibaba Group Jack Ma.
Foto: AP/Thibault Camus
Pendiri Alibaba Group Jack Ma.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China menerapkan denda antimonopoli pada Alibaba Group Holding Ltd. Namun, perusahaan itu berterima kasih pada pemerintah dan investor dapat bernapas lega karena Depository Receipt (DR) Alibaba di Amerika Serikat (AS) naik 9,3 persen, tertinggi dalam empat tahun terakhir.

Denda yang diterapkan Pemerintah China lebih ringan dibandingkan perkiraan investor. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, kekayaan pendiri Alibaba Jack Ma bertambah 2,3 miliar dolar menjadi 52,1 miliar dolar AS.

Baca Juga

Denda sebesar 2,8 miliar dolar hanya 4 persen dari total penjualan domestik Alibaba tahun 2019. Angka itu jauh lebih rendah dari denda maksimal yang ditentukan undang-undang China yakni sebesar 10 persen.

Wakil dewan perusahaan raksasa itu mengatakan, mereka akan menyesuaikan bisnis mereka dengan aturan antimonopoli. Tapi regulator tidak menjatuhkan putusan yang membuat e-niaga itu merombak strateginya. Chief executive officer Alibaba pun mengatakan mereka sudah melangkah maju.

"Alibaba tidak akan meraih pertumbuhan, tanpa regulasi dan layanan pemerintah yang baik dan pengawasan kritis, toleransi dan dukungan dari semua konstituen sangat penting untuk perkembangan kami untuk itu kami berterimakasih," kata Alibaba dalam pernyataannya seperti dikutip Aljazirah, Senin (13/4).

Sampai tahun lalu, Ma adalah orang terkaya di China tapi ia kehilangan banyak uangnya sejak regulator Negeri Tirai Bambu mulai menyelidiki praktek anti-monopoli. Penyelidikan itu menunda Initial Public Offering (IPO) perusahaan alat pembayaran elektronik Ant Group Co.

Kini Ma orang terkaya ketiga di China setelah Zhong Shanshan, pendiri perusahaan air minum kemasan Nongfu Spring Co dan Ma Huateng, pendiri Tencent Holdings Ltd. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement