REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki akan terus mendukung upaya pembangunan ekonomi Libya dengan semua sumber dayanya. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan pada Senin (12/4).
"Selama proses pembangunan Libya, kerja sama kami untuk investasi dan kerja sama teknis di semua bidang mulai dari industri hingga infrastruktur dan investasi suprastruktur, dari kesehatan hingga energi, dari pendidikan hingga perbankan akan terus berlanjut," kata Mendag Pekcan dalam sebuah pernyataan setelah bertemu dengan rombongan pejabat Libya.
Delegasi tingkat tinggi Libya melakukan kunjungan resmi ke ibu kota Ankara pada Senin. "Turki siap mengambil tanggung jawab di bidang ini," kata Pekcan, seraya menambahkan bahwa penting bagi kedua pihak untuk menyusun peta jalan demi mempercepat hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral.
“Saya kira dalam periode yang akan datang, kita akan menentukan bidang kerja sama melalui dialog dan bergerak maju di bidang ini,” tegas dia.
Pekcan mencatat, volume perdagangan antara Turki dan Libya pada 2013 adalah 3,6 miliar dolar AS, dia menambahkan bahwa Turki akan senang melihat volume tersebut mencapai level ini lagi.
Sumber, https://www.aa.com.tr/id/dunia/turki-terus-dukung-pembangunan-ekonomi-libya/2206999
Sektor pembangunan
Sektor konstruksi adalah salah satu elemen terpenting dari hubungan ekonomi dan perdagangan antara Turki dan Libya."Memecahkan masalah yang timbul dari masa lalu akan membantu perusahaan Libya dan Turki melihat ke masa depan dengan harapan," kata pejabat Turki itu.
"Perusahaan kami akan kembali bekerja dalam kerangka proyek tertentu, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi keamanan Libya, serta memulai proyek baru untuk memenuhi kebutuhan dan stabilitas di Libya," tambah dia.
Kedaulatan Libya, integritas teritorial, dan persatuan politik adalah landasan sikap Turki di Libya. Libya jatuh ke dalam kekacauan dan perang saudara setelah penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011.
Turki mendukung upaya Pemerintah Persatuan Nasional untuk menyatukan negara Afrika Utara itu. Pada 5 Februari, delegasi Libya memilih Mohammad Menfi untuk memimpin tiga anggota Dewan Presiden dan Dbeibeh sebagai perdana menteri baru. Pemilu di negara Afrika Utara itu ditetapkan pada Desember mendatang.