REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, tetap beroperasi normal usai gempa bumi yang melanda wilayah tersebut pada Sabtu (10/4), dengan kekuatan magnitudo 6,1 dan menyebabkan ribuan rumah mengalami kerusakan.
Kepala Dinas Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara mengatakan bahwa, hingga saat ini, belum ada instruksi dari Bupati Malang untuk menutup tempat tujuan wisata setelah terjadinya gempa bumi tersebut.
"Memang sempat ada kekhawatiran setelah terjadinya gempa. Namun, sejauh ini tidak ada instruksi untuk penutupan pada pantai yang ada di wilayah Kabupaten Malang," kata Made.
Made mengatakan, setelah terjadinya gempa bumi yang berpusat di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 kilometer itu, diperkirakan masyarakat masih takut untuk melakukan wisata di kawasan pantai.
Menurut Made, ada kecenderungan bahwa masyarakat masih takut terjadi gempa susulan pada saat berwisata di wilayah pantai. Namun, secara umum, daerah wisata di wilayah Kabupaten Malang saat ini masih beroperasi, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Satu pekan ini kemungkinan dampak (gempa bumi), masyarakat tidak berwisata ke pantai," kata Made.
Sementara untuk daerah wisata lain seperti pegunungan, dan desa-desa wisata di wilayah Kabupaten Malang, Made mencatat tidak ada dampak akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (10/4) tersebut.
Menurut Made, yang memberikan dampak cukup besar terhadap sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Malang adalah adanya pandemi penyakit akibat virus Corona. Pemerintah Kabupaten Malang masih berupaya untuk memulihkan sektor pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19.
"Untuk wisata lain seperti air terjun juga tidak ada penutupan. Namun, memang karena masih dalam masa pandemi, sektor pariwisata masih belum maksimal," kata Made.