REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah memaksa restrukturisasi besar-besaran pada Ant Group milik Jack Ma. Restrukturisasi harus dilakukan agar perusahaan teknologi keuangan tersebut bertindak lebih seperti bank.
Peluncuran pasar saham mega 37 miliar dolar AS Ant Group digagalkan oleh regulator pada November karena kekhawatiran tentang model keuangannya. Langkah terbaru adalah bagian dari tindakan keras yang lebih luas oleh China untuk menguasai platform teknologi yang berkembang pesat di negara itu, dilansir di BBC, Selasa (13/4).
Perusahaan afiliasi Ant Group, Alibaba, dipukul dengan rekor denda 2,8 miliar dolar AS pada Jumat (9/4) karena masalah monopoli. Perombakan, yang diarahkan oleh bank sentral People's Bank of China, menjadikan Ant Group mendapatkan pengawasan peraturan yang lebih ketat dan persyaratan modal minimum.
Ant Group adalah penyedia pembayaran terbesar di China, dengan lebih dari 730 juta pengguna bulanan di layanan pembayaran digital Alipay. Bank sentral China mengatakan bahwa di bawah rencana restrukturisasi yang komprehensif dan layak, Ant juga akan memutuskan hubungan yang tidak tepat antara Alipay, dan layanan kartu kredit dan pinjaman konsumennya.
Kumpulan data konsumennya secara luas dipandang sebagai salah satu keunggulan utama perusahaan dibandingkan para pesaingnya.
Ant juga telah setuju untuk mendirikan perusahaan pelaporan kredit pribadi, yang akan memperkuat perlindungan informasi pribadi dan secara efektif mencegah penyalahgunaan data. Langkah tersebut adalah yang terbaru dalam rantai langkah regulasi yang menargetkan kerajaan bisnis Jack Ma, yang merupakan salah satu pendiri Ant Group dan Alibaba.
Regulator mulai menunjukkan minat yang meningkat pada Ant Group pada bulan Oktober, setelah Ma mengkritik regulator yang menyebut bahwa mereka menghambat inovasi. Tak lama setelah pidato tersebut, regulator China membatalkan peluncuran pasar saham Ant Group, yang merupakan anak perusahaan Alibaba dan penyedia pembayaran elektronik terbesar di China.
Administrasi Negara China untuk Peraturan Pasar (SAMR) juga mulai melihat ke dalam platform e-commerce Jack Ma, Alibaba, yang merupakan yang terbesar di China.
Setelah denda 2,8 miliar dolar AS pada Jumat diumumkan, harga saham Alibaba meroket lebih dari 8 persen karena investor percaya ini menandakan akhir dari penyelidikan.
Namun, regulator China tampaknya siap untuk mengambil tindakan yang lebih keras pada bisnis teknologi tersebut. Bulan lalu, Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR) China mengatakan telah mendenda 12 perusahaan atas 10 kesepakatan yang melanggar aturan anti-monopoli. Perusahaan tersebut termasuk Tencent, Baidu dan Didi Chuxing, yang merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di China.