REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Database SQL (Structured Query Language) yang berisi 1,3 juta akun pengguna aplikasi Clubhouse, bocor secara gratis di forum peretas RaidForum. Hal ini terjadi beberapa hari setelah kebocoran data yang berjumlah lebih dari satu miliar profil pengguna dari Facebook dan LinkedIn secara massal dan dijual secara online.
Pakar keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan data yang bocor berisi berbagai informasi terkait pengguna dari profil Clubhouse, yaitu id akun, nama akun, nama pengguna, URL foto, tautan ke Twitter dan Instagram, jumlah pengikut, jumlah mengikuti, tanggal pembuatan akun serta profil penggundang.
"Walaupun pihak Clubhouse sudah mengatakan bahwa data tersebut memang tersedia untuk umum dan dapat diakses oleh siapa saja melalui API (Application Programming Interface) mereka, namun mengizinkan semua orang untuk mengumpulkan dan mengunduh bahkan informasi profil publik dalam skala massal dapat menimbulkan konsekuensi bahaya yang mengintai bagi privasi penggunanya," kata Chairman lembaga riset siber CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) dalam pernyataan resminya, Selasa (13/4).
Pratama menambahkan data dari file yang bocor dapat digunakan oleh pelaku kejahatan terhadap pengguna Clubhouse dengan melakukan phishing yang ditargetkan atau jenis serangan rekayasa sosial (Sosial Engineering).
Di dalam file memang tidak ditemukan data yang sangat sensitif seperti detail kartu kredit atau dokumen hukum di arsip yang diposting oleh pelaku ancaman. Namun, dengan hanya nama profil dan koneksi ke profil media sosial pengguna, maka bagi pelaku penjahat dunia maya sudah cukup bagi untuk menyebabkan kerusakan dan ancaman nyata.
Pelaku kejahatan dapat menggabungkan informasi yang ditemukan dalam database SQL yang bocor dengan pelanggaran data lain untuk membuat profil terperinci dari calon korban mereka. Ini mirip seperti data dari kebocoran Tokopedia, Bhinneka, Bukalapak dan lainnya.
"Dengan informasi seperti itu, mereka dapat melakukan serangan phising dan rekayasa sosial jauh lebih meyakinkan atau bahkan melakukan pencurian identitas terhadap orang-orang yang informasinya telah terungkap di forum peretas," jelas Pratama yang juga mantan pejabat Lembaga Sandi Negara.
Pratama menjelaskan, bagi pengguna Clubhouse disarankan waspada, karena data profil Clubhouse pengguna mungkin telah tersebar dan menjadi incaran para pelaku penipuan. Langkah mitigasinya adalah selalu waspada terhadap pesan atau permintaan terhubung dari orang asing, juga jangan lupa mengaktifkkan Otentikasi Dua Faktor (2FA) di semua akun kita.
Selain itu, berhati-hatilah dengan email dan pesan teks phishing yang asing. Jangan sekali-sekali mengklik sesuatu yang mencurigakan atau menanggapi siapa pun yang tidak kita kenal di internet. Bisa jadi ada termasuk pelaku kejahatan yang sering mengaku sebagai keluarga atau teman.
Ia menambahkan, agar sering-sering menggunakan website pemeriksa kebocoran data pribadi yang di dalam databasenya mempunyai miliaran akun yang sudah bocor untuk mengetahui apakah ada akun online kita yang bocor dalam kejadian kasus kebocoran sebelumnya.