Pemkot Surabaya Gelar Operasi Pasar Ramadhan di 31 Kecamatan
Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkot Surabaya Gelar Operasi Pasar Ramadhan di 31 Kecamatan (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Jawa Timur, menggelar operasi pasar di 31 kecamatan sebagai upaya menjaga stabilitas harga di pasaran saat Ramadhan hingga Idul Fitri.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan, operasi pasar sudah dimulai digelar di dua kecamatan yaitu Krembangan danSemampir pada Senin (12/4).
"Sebenarnya ada dua program yang dilakukan untuk menstabilkan harga, terutama selama Ramadhan, yaitu operasi pasar dan juga ada sidak pasar yang sudah berjalan hingga saat ini," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (13/4).
Menurut dia, setiap kecamatan, biasanya ada dua titik operasi pasar. Namun, lanjut dia, apabila ada permintaan tambahan dari pihak kecamatan, pihaknya akan menambahnya.Sampai saat ini, kata dia, sudah ada lima kecamatan yang meminta tambahan titik operasi pasar itu, yaitu Tandes, Sukolilo, Wonocolo, Karang Pilang, dan Rungkut.
Menurut Wiwiek, komoditas yang biasa dijual berbeda-beda, disesuaikan dengan data Disdag tentang kebutuhan warga di lokasi operasi pasar. Namun begitu, biasanya yang dijual saat operasi pasar itu adalah beras, minyak, gula, telur, bawang putih, bawang merah, ayam, cabai rawit, dan sayuran.
"Harganya sama atau bahkan lebih murah dari pasaran. Kami menjual gula Rp11.800 dan beras hanya Rp9.200 per kilogram, komoditas yang lain juga di bawah harga pasar," ujarnya.
Wiwiek juga memastikan hingga saat ini harga sembako di Kota Surabaya masih stabil. "Kalau ada yang mengatakan bahwa harga daging naik, itu sebenarnya tidak. Kalau masuk pasar lalu ketemu dengan harga daging Rp110 ribu, itu berarti daging yang sudah bagus, lemak-lemaknya sudah dihilangkan dan itu tidak ada kenaikan selama seminggu atau sebulanini," katanya.
Ia juga menambahkan dalam setiap operasi pasar, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Sebab, operasi pasar yang dilakukan ini sifatnya mendekatkan kebutuhan warga, sehingga warga tidak perlu ke pasar atau ke toko modern untuk membeli sembako.
"Antusiasme warga pasti sangat tinggi, bahkan kira-kira mencapai 80 persen, karena kita dekatkan dengan warga, sehingga mereka tidak perlu membeli jauh-jauh kebutuhannya," katanya.