Selasa 13 Apr 2021 22:09 WIB

Wapres Ungkap Alasan Perbankan Syariah Tumbuh Saat Pandemi

Sistem bagi hasil membuat kedua pihak memperoleh keuntungan yang sama.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Foto: BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkap alasan sektor perbankan syariah tetap tumbuh positif di tengah pandemi Covid-19. Wapres mengatakan, ini karena perbankan syariah menggunakan sistem bagi hasil atau berbagi beban.

Ia menyebut, seperti dalam bermudharabah atau kerja sama antara pemilik dana dan pengelola dana, sistem bagi hasil membuat kedua pihak memperoleh keuntungan yang sama. Sehingga apalagi keuntungan diperoleh maka besarannya sama antara pemilik dana dan pengelola.

"Juga sistem di perbankan syariah itu ada sistem jual beli, ada keuntungan, jadi sistem berkeadilan ini yang kemudian membuat bank sendiri tidak mengalami negatif, dan beban kepada nasabah juga disesuaikan dengan situasi ekonomi," ujar Wapres dalam program Economic Challenges Special Ramadan secara virtual, Selasa (13/4).

Karena itu, Wapres menyebut sektor perbankan syariah tetap bisa bertahan meski perekonomian mengalami kontraksi di saat pandemi Covid-19. "Karena itu dia (perbankan syariah) bertahan, dia fleksibel dalam rangka beban-beban yang dipikul oleh masing-masing," kata Ma'ruf.

Wapres mengatakan, peluang ekonomi syariah tumbuh meski pandemi Covid-19 sangat besar. Untuk itu, Pemerintah fokus dalam pengembangan sektor ekonomi dan keuangan syariah dengan membangun ekosistem syariah yang berkesinambungan.

"Secara nasional kita akan membangun ekosistemnya. Industri halal, sistem keuangannya, kemudian menumbuhkan pengusaha-pengusaha Muslim yang baru maupun yang sudah eksis kemudian kita kembangkan di Indonesia, kemudian juga pasar global," kata Ma'ruf.

Ia mengatakan, upaya yang dilakukan untuk membangun ekosistem itu yakni melalui empat strategi. Pertama, dengan pembangunan kawasan industri halal atau Halal Industrial Park (HIP)

Kedua, melalui penggabungan tiga bank syariah milik negara menjadi Bank Syariah Indonesia. Ketiga, dengan melakukan optimalisasi pengelolaan dana sosial. Keempat, dengan mendirikan pusat-pusat pelatihan dan pengembangan bagi para pelaku bisnis syariah.

Selain itu, saat ini pemerintah juga sedang menerapkan strategi berupa kolaborasi antarorganisasi yang anggotanya merupakan pemangku kepentingan yang memiliki kendali untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi syariah.

"Semua pemangku kepentingan ini menjadi satu-satu kesatuan yang saya katakan sifatnya collaborative work ya, kerja kolaborasi yang semuanya bekerja bersama-sama memajukan ekonomi dan keuangan syariah," kata Ma'ruf.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement