REPUBLIKA.CO.ID, Gelombang ketiga Covid-19 yang menimpa sejumlah negara dunia berdampak ke ketersediaan vaksin bagi Indonesia. Jatah pengiriman vaksin Covid-19 untuk Indonesia yang seharusnya sebanyak 30 juta dosis untuk Maret dan April pun harus dipangkas. Akibatnya selama Maret April Indonesia hanya menerima sebanyak 20 juta dosis vaksin.
Kekurangan 10 juta dosis salah satunya berasal dari kegagalan mendapatkan 10 juta dosis vaksin AstraZeneca dari kerja sama dengan The Global Alliance for Vaccines and Immunisation (GAVI). Produsen AstraZeneca di India memberlakukan embargo karena negaranya mengalami lonjakan kasus corona.
Menkes Budi Gunadi Sadikin pun berencana meningkatkan produksi vaksin Bio Farma untuk mengejar ketinggalan target vaksinasi. Harapannya, di bulan Mei produksi Bio Farma busa meningkat.
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, meminta pemerintah bernegosiasi ke pabrik AstraZeneca lain. Misalnya di Thailand. Netty juga menuntut transparansi terkait kemampuan pengolahan bulk Sinovac olh Bio Farma.
Anggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, meminta pemerintah juga mendorong percepatan penelitian vaksin dalam negeri. Misalnya, Vaksin Merah Putih dan Nusantara.
Pemerintah juga diminta Rahmad memperluas kerja sama dengan produsen vaksin selain yang sudah disepakati. Perluasan kerja sama penting agar stok vaksin sesuai target pemerintah bisa berjalan.