Rabu 14 Apr 2021 08:02 WIB

Turki Resmi Umumkan Pertemuan Perdamaian Afghanistan

Pertemuan ini untuk mengakhiri konflik Afghanistan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto 12 September 2020 ini, delegasi Taliban datang untuk menghadiri sesi pembukaan pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di Doha, Qatar. Pada 31 Januari 2021, Rasul Talib, anggota tim negosiasi perdamaian pemerintah Afghanistan memperingatkan Taliban bahwa jika mereka tidak segera melanjutkan pembicaraan damai di Qatar, pemerintah dapat memanggil kembali tim tersebut sebelum kesepakatan tercapai. Talib mengatakan dalam konferensi pers bahwa tim sedang menunggu kembalinya kepemimpinan Taliban ke Doha, Qatar, tempat putaran kedua pembicaraan damai dimulai bulan ini tetapi hanya mengalami sedikit kemajuan.
Foto: AP/Hussein Sayed
Dalam foto 12 September 2020 ini, delegasi Taliban datang untuk menghadiri sesi pembukaan pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban di Doha, Qatar. Pada 31 Januari 2021, Rasul Talib, anggota tim negosiasi perdamaian pemerintah Afghanistan memperingatkan Taliban bahwa jika mereka tidak segera melanjutkan pembicaraan damai di Qatar, pemerintah dapat memanggil kembali tim tersebut sebelum kesepakatan tercapai. Talib mengatakan dalam konferensi pers bahwa tim sedang menunggu kembalinya kepemimpinan Taliban ke Doha, Qatar, tempat putaran kedua pembicaraan damai dimulai bulan ini tetapi hanya mengalami sedikit kemajuan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak perdamaian untuk Afghanistan dari 24 April hingga 4 Mei. Acara ini bertujuan memulai upaya untuk mengakhiri perang dan membuat sketsa kemungkinan penyelesaian politik.

Pertemuan itu akan mempertemukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Qatar. Mereka sebagai bagian dari upaya yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk memajukan pembicaraan menjelang batas waktu penarikan pasukan asing dari Afghanistan pada 1 Mei.

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan, pertemuan tingkat tinggi di Turki dimaksudkan untuk mengakhiri konflik, membuka jalan menuju penyelesaian politik yang adil, dan tahan lama. "Mempercepat dan melengkapi negosiasi intra-Afghanistan di Doha," ujar lembaga itu merujuk perjanjian damai sebelumnya yang ditengahi AS.

Menurut Kementerian Luar Negeri Turki, pemerintah Afghanistan dan kelompok milisi Taliban akan hadir. Namun, Taliban mengatakan mereka belum berkomitmen terlibat pada tanggal tersebut.

Pada Senin (11/4), Taliban mengatakan tidak bersedia dengan tanggal yang sudahh ditetapkan pada 16 April. "Partisipasi dalam konferensi dan agendanya telah menjadi subjek konsultasi ekstensif dengan pihak-pihak Afghanistan," kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan lembaga tersebut sangat berharap Taliban akan hadir. Sumber diplomatik menyatakan, lebih dari 20 negara telah diundang, termasuk Iran dan tetangga Afghanistan lainnya.

Sebanyak tiga sumber yang mengetahui masalah penarikan pasukan AS mengatakan, Presiden AS Joe Biden telah memutuskan untuk menarik pasukan dari Afghanistan pada 11 September 2021. Tanggal tersebut adalah peringatan 20 tahun serangan 11 September yang membuat AS menggulingkan Taliban dari kekuasaan dan kemudian menempatkan pasukan bersama sekutunya di Afghanistan.

Keputusan itu akan membatalkan kesepakatan dengan pemerintahan Donald Trump pada Februari 2020 yang menyatakan pasukan asing akan pergi pada awal Mei. Taliban belum memberikan tanggapan atas laporan tentang bertahannya pasukan asing yang bertahan beberapa bulan lebih lama.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement