REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Timur, Difi Ahmad Djohansyah memprediksi Ramadhan dan Lebaran tahun 2021 akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat. Ia memprediksi, ekonomi Jatim bakal mengalami peningkatan secara umum pada triwulan II tahun 2021 dua hingga tiga persen. Pendorong utamanya adalah tingginya daya beli masyarakat.
Difi mengatakan, secara umum grafik ekonomi Jawa Timur memang masih sulit diprediksi. Sebab pertumbuhannya masih tergantung pada permintaan (demand) masyarakat. Sejauh ini, daya beli masyarakat diakuinya juga masih landai dan belum ada pergerakan signifikan.
"Namun kami optimistis bahwa ekonomi Jatim akan tumbuh diatas 5,3 persen (sepanjang tahun), karena industri manufaktur di Jatim juga sudah mulai bergerak,” kata dia di Surabaya, Rabu (14/4).
Difi juga optimistis bahwa di momen Lebaran tahun 2021 ekonomi Jatim akan lebih baik dibanding lebaran tahun sebelumnya. Meskipum pemerintah tetap memberlakukan larangan mudik. Mengingat, jumlah kasus Covid-19 di Jatim terus menurun.
“Saya coba keliling hotel-hotel dan coba tanya, ternyata okupansi hotel sekarang ini sudah mulai bergairah. Artinya, saat Lebaran nanti bisa jadi ekonomi Jatim akan terkerek naik," ujarnya.
Difi menjelaskan, inflasi di Jatim saat ini juga relatif stabil dan menunjukkan permintaan masyarakat sudah mulai muncul. Dibanding inflasi tahun lalu, kata dia, permintaan masyarakat benar-benar tidak ada sama sekali, karena kebijakan lock down, PSBB dan pembatasan jam operasional usaha.
Baca juga : MUI: Seseorang yang Terpapar Covid-19 Boleh tak Berpuasa
Berdasarkan data BPS Jatim, pada Maret 2021 Jawa Timur mengalami inflasi 0,11 persen. Dari delapan kota IHK seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember sebesar 0,45 persen dan terendah terjadi di Kota Malang sebesar 0,08 persen. Adapun tingkat inflasi tahun kalender Maret 2021 sebesar 0,65 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2021 terhadap Maret 2020) sebesar 1,29 persen.