REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP Kementan) terus melakukan penguatan kapasitas penyuluh bagi pemberdayaan petani. Hal ini agar mampu menerapkan rekomendasi inovasi teknologi pada tanaman pangan, khususnya padi.
Upaya BPPSDMP Kementan dilakukan Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi/Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) pada 74 kabupaten di 16 provinsi. Cakupannya 875.249 hektar atau 778 daerah irigasi dan jaringan irigasi yang direhabilitasi seluas 330.037 hektar.
"Sesuai tujuan IPDMIP, sebagai proyek pemerintah yang dilaksanakan daerah irigasi, mendukung terwujudnya ketahanan pangan dengan mengedepankan pertanian berkelanjutan," kata Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi.
Dalam pelaksanaannya, ungkap dia, IPDMIP melakukan pemberdayaan SDM, sarana dan infrastruktur irigasi didukung konsultan. Tujuannya, mendukung eksekusi kegiatan dan peningkatan produktivitas, pencapaian ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Langkah tersebut meningkatkan semangat petani di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan panen di sejumlah kecamatan, seperti kelompok tani (Poktan) Donggo di Desa Oenitas, Kecamatan Rote Barat dengan potensi panen 20 hektar, baru-baru ini, sehingga mampu mandiri pangan.
Menurut Dedi Nursyamsi, hal itu sejalan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa petani adalah 'pahlawan pangan' yang mendukung pemenuhan kebutuhan pangan 270 juta jiwa, telah melakukan langkah konkrit menjamin pangan rakyat.
"Pandemi Covid-19 merupakan tantangan besar yang harus kita hadapi, selain kesehatan adalah food security sekaligus menjamin stabilitas nasional, sehingga kita sektor pertanian harus bekerja keras memenuhi harapan seluruh rakyat," kata Mentan Syahrul.
Komitmen dukungan terhadap petani, dikemukakan Bryan Rudolf, penyuluh pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rusalangga bersama Semi di Kecamatan Rote Barat mendampingi Filipus Sellu, petani setempat panen padi varietas Ciherang. Produktivitasnya 5,6 ton gabah kering panen (GKP) per hektar.
"Total potensi panen 20 hektar, dengan potensi panen 5,6 ton per hektar, maka Poktan Donggo di Desa Oenitas panen 112 ton GKP, setara beras 5,6 ton," kata Bryan.
Yulia, Koordinator Wilayah Binaan (Korwilbin) di NTT menilai apabila potensi panen rata-rata dari varietas Ciherang maksimal di kisaran tujuh hingga delapan ton per hektar, maka inovasi teknologi pertanian dan mekanisasi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di NTT, khususnya Kabupaten Rote Ndao.