REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemerintah Venezuela ingin menggunakan dana yang dibekukan di Amerika Serikat (AS) untuk membayar vaksin Covid-19. Pemerintah akan berkoordinasi dengan oposisi untuk merundingkan pembayaran vaksin tersebut.
"Jika lebih banyak sumber daya yang dibekukan itu digunakan, maka dapat membeli vaksin yang dibutuhkan melalui (Pan American Health Organization) dan (Organisasi Kesehatan Dunia)," ujar Ketua Majelis Nasional Jorge Rodriguez.
Pemimpin oposisi Juan Guaido telah melakukan pembicaraan dengan pejabat negara untuk membeli vaksin Covid-19 melalui program Covax. Guaido akan membeli vaksin tersebut dengan menggunakan dana yang dibekukan Departemen Keuangan AS, sebagai bagian dari sanksi terhadap pemerintah Presiden Nicolas Maduro. Sementara Presiden Maduro mengatakan, pemerintahnya telah membayar sekitar 64 juta dolar AS kepada Aliansi Vaksin GAVI.
Pada 2019, Washington membekukan dana sebesar 342 juta dolar AS yang dipegang oleh bank sentral Venezuela di Amerika Serikat. Pembekuan dana ini sebagai bagian dari program sanksi yang berusaha untuk menggulingkan Maduro dari kekuasaan.
Dana tersebut ditempatkan di bawah kendali pemimpin oposisi Guaido dan pemerintah sementara yang ia ciptakan. Tetapi untuk memindahkan dana tersebut memerlukan izin dari Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) Departemen Keuangan AS.
Tahun lalu, Venezuela membentuk tim yang mencakup pejabat Kementerian Kesehatan dan penasihat Guaido untuk memastikan akses negara tersebut mendapatkan vaksin melalui program Covax. Rodriguez mengatakan, tim yang telah dibentuk akan berupaya menggunakan dana OFAC untuk mendapatkan vaksin.
Venezuela telah menerima 750 ribu dosis vaksin yang dipasok oleh negara-negara sekutu seperti Rusia dan China. Pihak berwenang mengatakan, vaksin tersebut diberikan kepada petugas kesehatan terlebih dahulu sebagai garda depan dalam mengatasi pandemi Covid-19.