Rabu 14 Apr 2021 14:09 WIB

Dua Pasar Terbakar, Pengamat: Segera Audit Bangunan

Para pedagang dilibatkan dalam proses perencanaan, pengawasan, pengelolaan pasar

Rep: Flori Sidebang/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga sedang melihat gedung Blok C Pasar Minggu di Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (13/4). Bangunan tersebut diketahui hangus terbakar pada Senin (12/4) malam
Foto: Republika/Febryan A
Sejumlah warga sedang melihat gedung Blok C Pasar Minggu di Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (13/4). Bangunan tersebut diketahui hangus terbakar pada Senin (12/4) malam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga menilai, pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dalam hal ini Perumda Pasar Jaya perlu membentuk tim ahli untuk segera mengaudit dan merevitalisasi bangunan pasar yang di Jakarta. Terutama bangunan yang telah berusia di atas 20 tahun, seperti Pasar Tanah Abang, Pasar Gembrong, Pasar Minggu, dan Pasar Pondok Labu.

Hal ini ia sampaikan saat menanggapi pascakebakaran yang terjadi di dua pasar berbeda di Ibu Kota dalam kurun waktu sepekan terakhir. Kebakaran itu menimpa Pasar Kambing, Tanah Abang, pada Kamis (8/4); dan Pasar Inpres Blok C, Pasar Minggu, Senin (12/4).

"Tim ahli bangunan gedung perlu mengaudit persyaratan teknis gedung, fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan, rencana tata bangunan dan lingkungan, serta sertifikat laik fungsi bangunan pasar," kata Nirwono saat dihubungi, Rabu (14/4).

Nirwono menuturkan, tim itu pun perlu menginspeksi sistem dan peralatan pemadam kebakaran, jalur dan tempat evakuasi, serta melakukan simulasi pelatihan antisipasi kebakaran di lingkungan pasar. Objek pemeriksaan juga mencakup penggunaan listrik dan kapasitas daya yang dipakai di setiap tempat usaha, kemungkinan sambungan listrik ilegal, kabel yang tidak berstandar, serta penumpukan stop kontak. "Sanksi ringannya adalah pendampingan. Jika dianggap berbahaya, bangunan bisa disegel," ujarnya.

Selain itu, pengelola dan pedagang pasar harus sudah mulai dikenalkan pada potensi bahaya kebakaran ringan, sedang, atau berat berdasarkan ketinggian, fungsi, luas, dan isi bangunan. Menurutnya, mayoritas barang yang diperdagangkan membuat cara pencegahan dan penanggulangan kebakaran berbeda di tiap pasar. 

Ia menyebut, pengelola pasar wajib menyiapkan sarana penyelamatan jiwa, akses khusus pemadam kebakaran, sistem proteksi kebakaran, dan manajemen keselamatan kebakaran gedung. Kemudian, manajemen gedung turut wajib menjamin keselamatan penghuni dari kebakaran dengan mengupayakan kesiapan instalasi perlindungan dari kebakaran. 

Di antaranya, seperti alat pemadam api ringan (APAR) dan alat pemadam api berat (APAB). Lalu, tersedianya sistem alarm kebakaran, sistem pipa tegak dan selang kebakaran, hidran halaman, sistem penyemprot otomatis, serta sistem pengendalian asap.

Selain memiliki fasilitas pemadam kebakaran yang memadai, Nirwono menyampaikan, pemprov dapat melakukan revitalisasi terhadap bangunan pasar. Hal ini meliputi rancang bangun dan sistem pengelolaan pasar.

"Rancang bangun mencakup konsep pemeliharaan yang berbiaya rendah, menggunakan material lokal, berekspresi modern, memiliki sistem pencahayaan dan sirkulasi udara yang alami, dan ramah lingkungan," jelas Nirwono. 

Di sisi lain, Nirwono menambahkan, pemerintah juga perlu menggelar sosialisasi mengenai bahaya dan cara penanggulangan kebakaran serta membentuk sukarelawan pemadam kebakaran lokal. Kemudian, pengelola pasar dan para pedagang diajari gaya hidup aman bersama listrik, bijak memakai listrik, dan hemat energi. 

"Para pedagang dilibatkan dalam proses perencanaan, pengawasan, pengelolaan, dan pemeliharaan kawasan bebas kebakaran. Sehingga mereka menjadi sadar, siap, dan sigap mengantisipasi serta menghadapi ancaman kebakaran. Pada akhirnya, bagaimanapun juga, kita lebih baik mencegah kebakaran," tuturnya. 

Sementara itu, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin mengatakan, pihaknya langsung melakukan inventarisasi pascakebakaran gedung Blok C Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pendataan ini, kata dia, dilakukan untuk mengecek total tempat usaha yang terdampak kebakaran.

"Dari pendataan yang dilakukan oleh tim, diketahui sebanyak 391 tempat usaha dari 392 tempat usaha yang berada di Blok C gedung tersebut ludes terbakar," kata Arief. 

Dia menjelaskan, para pedagang yang terkena dampak kebakaran tersebut untuk sementara waktu ini akan dipindahkan ke Blok B. Sambil menunggu hasil investigasi dari pihak terkait dan dilakukan audit kelayakan struktur bangunan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement