REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulistyawati, Antara
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, saat ini Bibit Siklon Tropis di utara Papua telah berkembang menjadi Siklon Tropis "Surigae" atau 94W yang bergerak ke arah barat laut mendekati wilayah Filipina. Penamaan siklon atau badai tropis Surigae ini dilakukan oleh Japan Meteorogical Agency (JMA), termasuk analisis dan pergerakannya.
BMKG awalnya mendeteksi bibit siklon 94W mulai tumbuh di wilayah Samudera Pasifik sebelah utara Papua, pada Senin (12/4). Berdasarkan citra satelit Himawari-8, diketahui bibit siklon tropis tersebut memiliki kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 30 knot (56 km/jam) dengan tekanan dipusatnya mencapai 1006 mb.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, siklon ini mengakibatkan saat ini terjadi peningkatan kecepatan angin rata-rata di wilayah utara Sulawesi dan sekitarnya berkisar 8 - 20 knot.
"Siklon atau badai tropis ini diprakirakan akan berkembang menjadi badai tropis kuat (STS) dan bahkan typhoon (TY) pada 16 April 2021," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (14/4).
Dwikorita mengimbau masyarakat waspada dan tetap berhati-hati dengan potensi angin kencang, hujan lebat, dan dampak lanjutannya seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.
“Khusus kepada pengguna transportasi laut dan nelayan perlu meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan aktivitas pelayaran karena adanya ancaman gelombang tinggi akibat siklon yang mencapai 4-6 meter. Kami mohon tidak menganggap sepele adanya bibit siklon ini,” katanya.
Baca juga : BMKG: Gempa Selatan Jawa tak Berpotensi Tsunami
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, dampak tidak langsung siklon tropis ini mengakibatkan kecepatan angin di utara Sulawesi dan sekitarnya diprakirakan akan terus meningkat secara bertahap hingga puncaknya pada 18 April 2021. Begitu juga dengan hujan yang akan mengguyur dengan intensitas ringan hingga sedang dan berpotensi hujan lebat untuk sepekan ke depan sebagai akibat dampak tidak langsung wilayah yg berdekatan dengan posisi siklon tropis.
"Sedangkan tinggi gelombang laut akan mengalami peningkatan hingga puncaknya pada 18 April 2021. Gelombang ini bahkan dapat mencapai kategori sangat tinggi (4,0 - 6,0 m) di wilayah Perairan Kepulauan Sitaro, Sangihe, dan Talaud, serta Laut Maluku bagian utara," katanya.
Guswanto memerinci, sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak bibit siklon tropis 94W meliputi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
"Selain itu, ada pula wilayah dengan level waspada untuk potensi banjir bandang pada dua hari ke depan, yakni Sulawesi Utara dan Maluku Utara," ujarnya.
Selanjutnya, gelombang tinggi sekitar 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Laut Sulawesi bagian tengah dan timur, Perairan utara Kepulauan Sangihe hingga Kepulauan Talaud, Laut Maluku, Perairan utara dan timur Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera. Sementara itu, gelombang tinggi 2,5 hingga 4,0 meter berpotensi terjadi di Perairan Raja Ampat - Sorong, Perairan Manokwari, Perairan Biak, Teluk Cendrawasih, Perairan Jayapura - Sarmi, Samudera Pasifik utara Papua Barat. Adapun, gelombang setinggi 4,0 hingga 6,0 meter berpeluang terjadi di Samudera Pasifik utara Papua.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati,” katanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga meminta kepada pemerintah daerah 30 di tingkat provinsi untuk mewaspadai potensi bibit siklon tropis 94W. Kewaspadaan tersebut disampaikan melalui surat pada Selasa (13/4) kepada para gubernur yang menekankan pada peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan.
"BNPB merekomendasikan beberapa langkah kesiapsiagaan terhadap peringatan dini ini dari BMKG," ujar Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (13/4).
Selanjutnya, BNPB berharap pemerintah provinsi untuk menginstruksikan beberapa upaya, pertama, meningkatkan koordinasi dengan BMKG di wilayah terkait dengan perkembangan potensi bibit siklon tropis. Lilik mengatakan, informasi peringatan dini BMKG dapat digunakan untuk mempercepat penyebarluasan informasi peringatan dini bencana.
“Serta menyusun rencana tindak lanjut dan pengambilan keputusan,” ujar Lilik.
Kedua, pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es dan dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang maupun jalan licin. Terakhir, Lilik meminta koordinasi antar dinas terkait dan aparatur untuk kesiapsiagaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan masing-masng.
Baca juga : BMKG Petakan Zona Kerentanan Gempa
Lilik juga meminta pemerintah daerah untuk selalu siap siaga untuk mengevakuasi warga masyarakat yang tinggal di daerah risiko bencana tinggi, seperti lembah sungai, barah lereng rawan maupun tepi pantai.
“Mengaktifkan tim siaga bencana untuk memantau lingkungan sekitar akan gejala awal terjadinya banjir bandang, longsor, angin kencang atau pun gelombang tinggi,” ujarnya.
Di Jayapura, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua mengimbau warga Bumi Cenderawasih khususnya yang berada di wilayah utara untuk mewaspadai datangnya badai siklon tropis 94W dalam waktu sepekan ke depan. Kepala BPBD Provinsi Papua Welliam R. Manderi di Jayapura, Rabu (14/4), mengatakan sudah mendapat surat dari BNPB berkaitan dengan peringatan dini untuk menindaklanjuti perkiraan cuaca dari BMKG.
"Dalam sepekan ke depan, Papua juga akan dilanda badai siklon tropis 94W, di sekitar wilayah utara yakni Biak, Sarmi, Jayapura yang berada pada daerah pinggiran," katanya.
Menurut Welliam, dengan adanya informasi ini maka khususnya di wilayah utara Papua ini harus meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi badai yang akan datang ini. "Surat dari BNPB ini kami tindaklanjuti dengan surat dari Sekda Provinsi Papua untuk menyampaikan imbauan waspada kepada kabupaten dan kota yang ada di Bumi Cenderawasih," ujarnya.
"Kami berharap dengan kesiapsiagaan ini dapat meminimalisir dampak dari badai siklon tropis 94W yang sebelumnya pernah menerjang NTT," katanya lagi.