Kamis 15 Apr 2021 02:59 WIB

Merapat ke Istana, Presiden Buruh Enggan Masuk Kabinet

Dia tak ingin bergabung dalam jajaran kabinet jika dilakukan reshuffle.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Ketua Pelaksana Syukuran Inagurasi Presiden & Wakil Presiden, Andi Gani Nena Wea memberikan keterangan kepada media jelang reshuffle kabinet.
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Ketua Pelaksana Syukuran Inagurasi Presiden & Wakil Presiden, Andi Gani Nena Wea memberikan keterangan kepada media jelang reshuffle kabinet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea mengaku, enggan masuk ke dalam jajaran kabinet pemerintahan Jokowi jika kembali mendapatkan tawaran. Dia bisa tetap menjadi temannya Presiden dan memberikan masukan-masukan yang positif. 

Hal ini disampaikannya usai mendatangi Istana dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada siang ini, Rabu (14/4). "Jadi kalau banyak pihak merasa lebih nyaman di kabinet, saya merasa lebih nyaman di luar kabinet. Dan yang penting bisa tetap menjadi temannya Presiden, memberikan masukan-masukan yang positif kepada Presiden," ujar Andi.

Dia mengatakan, pada saat penyusunan awal Kabinet Indonesia Maju memang telah diminta Presiden untuk masuk dalam jajaran pembantunya. Namun, dia mengaku, lebih nyaman berada di luar kabinet dengan posisinya saat ini.

"Saya lebih baik berada di posisi saya sekarang sebagai presiden komisaris BUMN PT PP, dan sebagai presiden buruh. Saya merasa lebih nyaman di luar kabinet," kata dia.

Andi pun mengaku, akan konsisten dengan sikapnya ini. Dia tak ingin bergabung dalam jajaran kabinet jika dilakukan reshuffle.

"Tentu saya akan menjawab yang sama. Saya tidak berubah konsisten. Saya sudah menetapkan hati untuk tetap berada di luar kabinet. Saya merasa lebih nyaman dan bisa menyampaikan apapun kepada Presiden," ujar Andi.

Terkait wacana reshuffle yang akan dilakukan Presiden dalam waktu dekat ini, Andi pun menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi. Ia yakin Presiden akan memutuskan yang terbaik.

"Saya tidak tahu kapan, banyak pihak bertanya kapan akan terjadi reshuffle. Tetapi memang dengan adanya peleburan dua kementerian, pasti akan terjadi pergantian atau posisi yang sekarang tetap, dan hanya berganti nama saja," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement