REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali merilis total korban jiwa akibat siklon Seroja yang menerjang wilayahnya pekan lalu. Tercatat total korban meninggal dunia bertambah jadi sebanyak 181 jiwa hingga per Rabu (14/4). "Total sebanyak 181 jiwa meninggal dunia akibat Siklon Seroja," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi saat konferensi virtual update Siklon Seroja NTT, Rabu (14/4) sore.
Sementara itu, dia melanjutkan, korban hilang masih belum berubah dibandingkan kemarin yaitu sebanyak 47 orang, kemudian total korban luka-luka sebanyak 250 orang, dan total pengungsi sebanyak 49.512 orang. Tak hanya itu, ia menyebutkan warga terdampak sebanyak 428.986 orang.
Pemprov NTT juga mencatat kerusakan infrastruktur juga terjadi seperti rumah. Tercatat belasan ribu rumah mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat. Sayangnya Josef tidak menyebutkan angka detil total kerusakan ringan, sedang, hingga berat. Kendati demikian, Josef mengklaim kondisinya cukup kondusif, artinya semua desa dan daerah yang tadinya sempat dinyatakan terisolir dan belum dikunjungi Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, kini hampir seluruh daerah telah dikunjungi. "Bahkan, Gubernur NTT hari ini mengunjungi beberapa dusun dan desa yang sangat terpencil di Sumba Timur," ujarnya.
Terkait siklon-siklon yang lain seperti Siklon Tropis "SURIGAE" atau 94W yang diprediksi masuk ke Indonesia, pihaknya berharap siklon ini tak jadi memasuki Tanah Air.
Sebelumnya, Pemprov NTT kembali merilis dan merevisi total korban jiwa akibat siklon Seroja yang menerjang pekan lalu. Tercatat total korban jiwa sebanyak 178 jiwa hingga per Selasa (13/4).
"Memang ada kesalahan data korban yang meninggal dunia kemarin ditulis daerah. Data yang benar adalah hari ini dan kami sudah klarifikasi bahwa sebanyak 178 jiwa meninggal dunia (akibat Siklon Seroja)," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi saat konferensi virtual update Siklon Seroja NTT, Selasa (13/4) sore.
Sementara itu, dia melanjutkan, korban hilang total sebanyak 47 orang, kemudian total korban luka-luka sebanyak 259 orang, dan total pengungsi sebanyak 34.838 orang.