REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan bek Parma dan Juventus Lilian Thuram menuding memerangi rasialisme tidak penting bagi sepak bola, dibandingkan dengan memberikan citra positif dan menghasilkan uang. Pemain internasional Prancis yang sekarang sudah pensiun memberikan wawancara eksklusif dengan Sky Sport Italia di mana dia membicarakan topik yang sama yang telah dia diskusikan selama beberapa dekade, dengan rasa putus asa yang memuncak.
“Saat Anda mengatakan bahwa Anda putih, warna kulit Anda bukanlah ini,” kata Thuram, menunjuk ke selembar kertas, dikutip dari Football Italia, Rabu (14/4).
Ia mengatakan, saat kita membicarakan warna kulit putih atau hitam, identitas itu punya sejarah di baliknya. "Seringkali orang berbicara tentang rasisme dan ingin mengubah keadaan, tetapi mereka tidak ingin mendengarkan orang-orang yang benar-benar menderita akibat rasialisme," ujar Thuram yang berkulit gelap.
Thuram menambahkan, secara historis, yang disalahkan adalah korban. Menurut Thuram, itulah alasan orang perlu terus berbicara dan mengutu insiden rasialisme.
Namun Thuram tidak terkesan dengan kampanye antirasialisme yang dia lihat di seluruh Eropa. “Setiap kali ada insiden, mereka semua mengatakan 'tidak pernah lagi', tapi pada akhirnya tidak ada yang berubah. Saya berusia 49 tahun, perubahan apa yang telah saya lihat dalam hidup saya?" kata dia.
“Saya pikir itu karena memerangi rasisme tidak penting bagi dunia sepak bola. Hal terpenting bagi sepak bola adalah memberikan citra positif dan menghasilkan uang."