Rabu 14 Apr 2021 20:34 WIB

Bima Arya Tegaskan tak Ada Faktor Politik di Kasus HRS

Bima Arya mengatakan laporan terkait kasus swab test Rizieq Shibab sesuai aturan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bayu Hermawan
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.
Foto: Prokopim Pemkot Bogor
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sidang lanjutan Habib Rizieq Shihab (HRS) pada kasus swab test Rumah Sakit Ummi Bogor kembali diadakan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur pada Rabu (14/4). Dalam sidang tersebut, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto turut hadir sebagai saksi.

Pascapersidangan, Bima Arya mengatakan dalam laporan yang dilakukan Satgas Covid-19 Kota Bogor kepada polisi, tidak ada kaitannya dengan unsur politik, maupun tekanan dari pihak manapun. Bima Arya menegaskan langkah yang diambil olehnya sesuai dengan landasan aturan yang ada.

Baca Juga

"Ada landasan aturannya. Mulai dari UU, Keputusan Presiden, Keputusan Wali Kota, itu semua ada, dalam rangka menegakkan protokol kesehatan.Jadi apa yang saya lakukan itu tidak ada faktor politik, tidak ada faktor lain atau tekanan," kata Bima Arya di PN Jakarta Timur, Rabu (14/4).

Wali Kota Bogor itu melanjutkan, langkah yang diambilnya saat itu merupakan bentu perlindungannya terhadap warga Kota Bogor. Apalagi, Bima Arya merupakan Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor.

"Jadi apa yang saya lakukan itu murni hanya untuk melindungi warga saya, menjalankan tugas saya, supaya warga Bogor tidak terpapar (Covid-19)," ujarnya.

Bima Arya menjelaskan, dalam kasus ini dia tidak bertujuan untuk mengumumkan jika eks pimpinan FPI itu positif Covid-19. Melainkan, dia ingin protokol kesehatan terus diterapkan, dimana setiap ada pasien yang dirawat harus dilaporkan.

Terlebih, setiap harinya dia harus menerima laporan mengenai penambahan kasus Covid-19. Baik yang berstatus probable, possible, suspect dan terkonfirmasi, melalui Satgas Covid-19 Kota Bogor.

"Bagi saya bukan mengumumkan hasil PCR-nya. Bukan mau mengumumkan namanya, tapi paling tidak protokolnya aja dijalankan. Kan setiap hari Satgas Covid-19 harus tau jumlah probable, possible, terkonfirmasi berapa, suspect berapa. Kalaupun Habib hanya suspect ya dilaporkan," jelasnya.

Dia pun penampik pernyataan HRS yang mengatakan dirinya berbohong karena telah menyebarkan isu jika HRS sudah terpapar Covid-19.

"Saya katakan bahwa apa yang Habib sampaikan di saat di RS Ummi sehat dan sebagainya itu memang tidak sesuai. Karena indikasi Covid-nya ada. Tim dokter pun menyampaikan kepada Habib bahwa waktu di RS Ummi itu antigennya sudah positif fan kemudian indikasi Covid-19 nya juga ada," pungkasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement