REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan suci Ramadhan diyakini setiap Muslim merupakan momen yang spesial untuk meraih ampunan Allah SWT. Setiap perbuatan baik disebut akan diberi ganjaran yang berlipat-lipat dibanding bulan-bulan yang lain.
Namun amalan apa saja yang biasanya dilakukan Rasulullah SAW saat Ramadhan? Bagaimana memaksimalkan Ramadhan di tengah sifat malas atau sulitnya istiqamah dalam beramal?
Berikut penjelasannya menurut Pendiri Yayasan Askar Kauny Ustadz Bobby Herwibowo.
Tingkatkan kualitas puasa
Puasa diketahui setiap Muslim sebagai ibadah yang menahan lapar, minum hingga berhubungan badan. Namun untuk menjadikan puasa lebih spesial, kata Ustadz Bobby, harus berusaha lebih dari definisi fiqih tersebut. Puasa seseorang dikatakannya akan lebih spesial, jika menahan semua hal yang bisa mendatangkan murka Allah SWT.
“Untuk mendapatkan ganjaran spesial, kualitas ibadah shaumnya harus ditingkatkan. Semua hal yang bisa mendatangkan murka Allah, meskipun secara fiqih tidak membatalkan puasa, seperti menahan diri dari berkata dusta atau menahan diri dari perkataan yang tidak bermanfaat harus dilakukan,” katanya, Rabu (14/4).
Perintah meninggalkan dusta saat berpuasa, disebutkan dalam hadist Nabi SAW berikut:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari).