Kamis 15 Apr 2021 12:59 WIB

Inggris Uji Coba Vaksin Covid-19 Oplosan

Penggabungan vaksin diduga memberikan kekebalan yang lebih luas dan tahan lama.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Alat suntik vaksin COVID-19 (ilustrasi).
Foto: AP/Alberto Pezzali
Alat suntik vaksin COVID-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggrisakan menguji coba vaksin covid-19 campuran. Percobaan di Inggris coba mengamati apakah vaksin Covid-19 dari beberapa jenis dapat dicampur. Pencampuran vaksin dianggap bisa digunakan untuk dosis pertama dan kedua.

Penggabungan vaksin diduga memberikan kekebalan yang lebih luas dan tahan lama terhadap virus dan varian barunya. Selain itu juga menawarkan lebih banyak fleksibilitas untuk peluncuran vaksin.

Baca Juga

Orang dewasa berusia di atas 50 tahun yang telah mendapatkan dosis pertama Pfizer atau AstraZeneca dapat mendaftar untuk ikut serta dalam penelitian Com-Cov. Dosis kedua mereka bisa vaksin sama lagi, atau suntikan Moderna atau Novavax.

Kepala penyelidik penggabungan vaksin Prof Matthew Snape, dari Oxford Vaccine Group berharap bisa merekrut 1.050 relawan yang telah menerima satu dosis vaksin dalam delapan hingga 12 minggu terakhir. Lebih dari 800 orang telah mengambil bagian dalam penelitian ini. Mereka telah menerima dua dosis Pfizer, AstraZeneca atau campuran.

Hasil dari tahap pertama ini diharapkan keluar bulan depan. Adapun uji coba yang diperluas akan memiliki beberapa temuan yang dapat dilaporkan pada bulan Juni atau Juli. Namun studi tersebut secara lengkap akan berjalan selama satu tahun.

Baca juga : Denmark Setop Berikan Vaksin AstraZeneca

"Pilihan untuk mencampurkan vaksin akan secara besar-besaran meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan program imunisasi dan itu berarti kita dapat meluncurkan vaksin ini lebih cepat, tidak hanya di Inggris tetapi juga secara internasional," kata Snape dilansir dari BBC pada Kamis (15/4).

Snape mengatakan titik awal adalah untuk melihat apakah kombinasi vaksin sama baiknya dalam hal tanggapan kekebalannya.

"Tetapi ada juga beberapa petunjuk bahwa kombinasi mungkin memberikan tanggapan kekebalan yang lebih baik secara keseluruhan," ucap Snape.

Pakar kesehatan umumnya setuju bahwa pencampuran dan pencocokan vaksin harus aman. Percobaan akan memeriksa efek samping atau reaksi yang tidak diinginkan.

Peserta akan diambil darahnya untuk memeriksa seberapa baik vaksin tersebut memicu respons imun - dalam bentuk antibodi dan sel T - untuk memerangi Covid.

Sejauh ini lebih dari 32 juta orang di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin virus corona. Adapun 7,8 juta orang mendapatkan kedua dosis tersebut. Di luar uji coba, orang tetap harus menerima jenis vaksin Covid-19 yang sama untuk dosis pertama dan kedua, meskipun mereka dapat diberikan merek berbeda jika vaksin yang sama tidak tersedia.

Prof Jeremy Brown sebagai anggota Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris mengatakan di tahun-tahun mendatang orang pada akhirnya "harus" memiliki campuran suntikan Covid-19.

"Praktisnya harus seperti itu karena, begitu Anda menyelesaikan suntikan, katakanlah, Moderna atau Pfizer atau AstraZeneca, dengan dua dosis - di masa depan, itu akan sangat sulit untuk menjamin Anda mendapatkan jenis vaksin yang sama lagi," ucap Brown.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement