REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perusahaan mata uang kripto Coinbase, yang menjalankan pertukaran teratas untuk Bitcoin dan perdagangan mata uang digital lainnya, mencapai nilai pasar hampir 100 miliar dolar AS dalam IPO. Saham Coinbase memulai debutnya di Nasdaq dengan nilai 381 dolar AS, tetapi kemudian ditutup di bawah 330 dolar AS.
Dilansir di BBC, Kamis (15/4), valuasi awal menempatkan Coinbase di depan banyak perusahaan terkenal, seperti raksasa minyak BP dan bursa saham utama. Pencatatan saham tersebut dipandang sebagai langkah terbaru menuju cryptocurrency yang mendapatkan penerimaan yang lebih luas di kalangan investor tradisional.
Harga Bitcoin melonjak lebih dari 300 persen tahun lalu. Harganya telah naik lebih tinggi pada tahun 2021, karena perusahaan termasuk Tesla, Mastercard dan BlackRock mengumumkan rencana untuk memasukkan mata uang digital ke dalam bisnis mereka.
Nilai bitcoin mencapai rekor lebih dari 63 ribu dolar AS pada hari Selasa (13/4), menjelang listing Coinbase. Mata uang digital yang kurang terkenal juga memperoleh keuntungan, seperti Dogecoin, yang dibuat sebagai lelucon, naik lebih dari 70 persen menjadi lebih dari 13 sen.
Coinbase yang berbasis di AS, menghasilkan uang terutama dengan membebankan biaya transaksi, telah mendapat manfaat dari permintaan yang melonjak. Didirikan pada 2012, Coinbase memiliki lebih dari 56 juta pengguna di lebih dari 100 negara dan memegang sekitar 223 miliar dolar AS dalam aset pengguna pada akhir Maret.
Perusahaan ini melaporkan perkiraan pendapatan 1,8 miliar dolar AS dalam tiga bulan pertama tahun 2021, lebih dari totalnya untuk semua tahun 2020, karena minat pada Bitcoin dan mata uang digital lainnya meningkat pesat. Dibandingkan dengan 2018, ketika investor menganggap Coinbase bernilai 8 miliar dolar AS dalam putaran pendanaan swasta, nilai perusahaan telah meningkat lebih dari sepuluh kali lipat.
Listing pada Rabu ditetapkan untuk menjadikan co-founder dan kepala eksekutif Coinbase Brian Armstrong salah satu orang terkaya di dunia. Pria berusia 38 tahun, mantan insinyur perangkat lunak Airbnb ini, memiliki sekitar 21 persen saham di perusahaan tersebut.