REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Forum Intelektual Muda Tambrauw Cinta Damai, Yohanis Mambrasar mengatakan, warga Tambrauw menolak kehadiran militer di wilayah mereka. Penolakan itu dilakukan dengan aksi unjuk rasa yang tergabung dalam Gabungan Mahasiswa dan Rakyat Tambrauw Tolak Militer ke Kantor DPRD kabupaten Tambrauw di Distrik Fef, Kabupaten Tambrauw, Rabu (14/4) kemarin.
"Dalam aksi ini, para demonstran menuntut pemerintah tarik seluruh pasukan TNI dari Tambrauw, warga menyatakan tolak pembangunan Kodim, Koramil, Babinsa dan Satgas di seluruh Tambrauw," ujar Yohanis Mambrasar dalam pesan singkatnya, Kamis (15/4).
Selain itu, kata Yohanis, para demonstran juga mendesak TNI segera proses hukum TNI pelaku kekerasan terhadap Moses Yewen. Serta mendesak pemerintah dan TNI menutup atau membubarkan Kodim, Koramil-Koramil, Babinsa-Babinsa dan Satgas-Satgas. Aksi unjuk rasa warga Tambrauw, diterima langsung oleh Bupati Kabupaten Tambrauw Gabriel Asem dan jajaran.
"Bupati juga menyatakan menfasilitasi pertemuan bersama antara Pemerintah, DPR RI, perwakilan demonstran, Dandim, Kapolres pada hari Kamis 15 April 2021 di Gedung DPRD Tambrauw untuk membicarakan aspirasi warga Tambrauw ini," tutup Yohanis Mambrasar.