Kamis 15 Apr 2021 14:04 WIB

Ekspor Maret Tembus 18,35 Miliar Dolar AS, Rekor Sejak 2011

Peningkatan ekspor yang tinggi didorong oleh naiknya permintaan di berbagai negara.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu kulit di Pabrik Fortuna Shoes, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (31/3). Ekspor Maret 2021 mencapai 18,35 miliar dolar AS menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2011.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan sepatu kulit di Pabrik Fortuna Shoes, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (31/3). Ekspor Maret 2021 mencapai 18,35 miliar dolar AS menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2011.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capaian nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021 menunjukkan kenaikan signifikan. Tercatat, ekspor mencapai 18,35 miliar dolar AS atau tumbuh 20,31 persen dari bulan Februari yang sebesar 15,26 miliar dolar AS.  

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, nilai tersebut bahkan mencatatkan rekor tertinggi sejak Agustus 2011. “Ekspor Maret ini tinggi sekali. Ini tertinggi sejak Agustus 2011. Pada waktu itu nilai ekspor kita sebesar 18,64 miliar dolar AS,” Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/4).

Baca Juga

Suhariyanto menjelaskan, ekspor migas tercatat mencapai 910 juta dolar AS, naik 5,28 persen secara bulanan. Begitu pula ekspor nonmigas yang tembus 17,45 miliar atau tumbuh 21,21 persen.

Pada sektor nonmigas, ekspor pertanian tercatat 390 juta dolar AS atau naik 27,06 persen dari bulan sebelumnya. Begitu pula ekspor industri pengolahan sebesar 14,84 miliar atau naik 22,27 persen dan ekspor pertambangan 2,22 miliar dolar AS atau naik 13,68 persen dari posisi Februari 2021. Ekspor non migas menyumbang 95,06 persen dari total ekspor pada bulan tersebut.

Menurut Suhariyanto, peningkatan ekspor yang tinggi itu didorong oleh naiknya permintaan di berbagai negara. Di sisi lain, harga komoditas ekspor Indonesia ikut mengalami kenaikan.

"Ekspor Maret sangat bagus bahkan lebih tinggi dari tahun 2019 ketika pandemi belum terjadi," katanya.  

Suhariyanto menambahkan, terdapat sejumlah catatan yang juga turut memengaruhi kinerja ekspor pada Maret 2021. Di antaranya, harga minyak mentah di pasar global mengalami kenaikan 5,20 persen dari bulan sebelumnya menjadi 63,5 dolar AS per barel.

Harga komoditas batu bara juga mengalami kenaikan 9,43 persen dibandingkan dengan Februari 2021. Kenaikan harga juga terjadi untuk komoditas tembaga, alumunium, dan timah.

Adapun, kenaikan ekspor bulanan terbesar disumbang oleh produk lemak dan minyak hewan/nabati yang mencapai 1,16 miliar dolar AS, bijih, terak, dan abu logam naik 226,3 juta dolar AS, besi dan baja naik 171,7 juta dolar AS, mesin dan perlengkapan elektrik naik naik 134,8 juta dolar AS, serta bahan bakar mineral yang naik 99,3 dolar AS. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement