Kampung Ramadhan Jogokariyan Terapkan Prokes Ketat
Rep: my34/my35/ Red: Yusuf Assidiq
Warga memadati pasar takjil Kampung Ramadhan Jogokariyan, Yogyakarta, Selasa (13/4). Sebanyak 179 pedagang menggelar lapaknya saat jelang berbuka puasa Ramadhan 1442 H. Semua pedagang wajib mematuhi protokol kesehatan dan menggunakan masker. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Setelah tahun lalu ditiadakan, kini Kampung Ramadhan Jogokariyan kembali hadir di tengah kondisi pandemi. Kampung Ramadhan Jogokariyan yang resmi dibuka Selasa (13/4) lalu, pun berjalan dengan protokol kesehatan ketat.
Adanya Kampung Ramadhan ini disambut dengan antusias warga sekitar yang rindu dengan suasana Ramadhan yang identik dengan pedagang aneka jajanan takjil. Para pedagang mulai berjualan mulai pukul 14.30 WIB hingga waktu yang telah ditentukan yakni 18.30 WIB.
Ketua panitia Pasar Ramadhan Jogokariyan, Muhammad Syafiq Hamzah menuturkan, pasar Ramadhan tahun ini mengusung tema Bangkitkan Iman Melawan Covid, salah satunya dengan membangkitkan sektor ekonomi.
“Pada tahun ini panitia dapat kembali menggelar kegiatan Ramadhan yang tahun lalu terpaksa mengurangi banyak mobilitas karena pandemi. Kami memiliki harapan semoga hal ini bisa menjadi dampak positif terutama di sektor ekonomi,” ujarnya.
Ia menambahkan terselenggaranya Pasar Ramadhan kali ini tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku. Panitia sendiri juga telah menyiapkan beberapa fasilitas sebagai sarana penunjang protokol kesehatan.
“Protokol rutin dilakukan dengan penyemprotan disinfektan pada saat beberapa menit sebelum dan sesudah kegiatan Pasar Ramadhan. Juga sudah disiapkan tujuh titik hand sanitizer dan empat titik cuci tangan di mana apabila dibutuhkan akan kami tambahkan lagi jumlahnya,” imbuhnya.
Pada tahun ini jumlah pedagang yang ada juga berkurang. Jika sebelumnya terdapat 210 lapak, sekarang hanya 179 lapak. Jarak antar lapak pun disesuaikan dengan protokol kesehatan yakni berkisar 2 sampai 2,5 meter.
Sebelumnya, Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir mengatakan, pelaksanaan Pasar Ramadhan ini berbeda karena ada protokol kesehatan yang harus diterapkan.
"Kegiatan pasar sore kita akan cek semua pedagang, alhamdulillah kami sudah punya alat tes Genose, nanti pedagang termasuk panitia yang terlibat dites, harus dipasikan negatif Covid-19," katanya.
Walaupun ada beberapa perubahan, Masjid Jogokariyan masih menyediakan makanan buka puasa setiap harinya. Namun, jika biasanya menggunakan piring, tahun ini makanan akan disediakan menggunakan box mengurangi kontak fisik.
Selain itu, lanjut Jazir, jumlah paket makanan buka puasa dari yang biasanya 3.500, tahun ini hanya akan disediakan sekitar 3.000 paket. Sebab, mobilitas jamaah yang datang dari luar kota akan bekurang karena ada pembatasan.
Salah satu pengunjung, Marko (22), mengaku senang atas kembalinya Pasar Ramadhan ini. ”Namanya Ramadhan kan selalu ramai. Namun karena adanya pandemi, puasa tahun kemarin terasa sepi. Dan kali ini dengan adanya Pasar Ramadhan menjadikan momen berpuasa itu lebih seru selama kegiatan ini tetap memerhatikan protokol kesehatan,” ungkapnya.