REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay memiliki sejumlah alasan sehingga ia mau menggunakan vaksin Nusantara untuk Covid-19 yang diprakarsai oleh mantan menteri kesehatan Terawan Agus Putranto. Pertama, menurutnya, penelitian terkait vaksin sel dendritik yang sudah dilakukan oleh Indonesia dan Amerika Serikat (AS) terbukti efektif meningkatkan kekebalan tubuh.
"Saya mendapatkan penjelasan utuh terkait vaksin Nusantara ini, dan saya percaya bahwa vaksin ini sangat baik dan efektif dalam rangka meningkatkan imunitas," ujar Saleh saat dihubungi, Kamis (15/4).
Alasan kedua, ia mengaku sudah berkomunikasi dengan penerima vaksin Nusantara soal efek samping. Dari pembicaraan tersebut, ia mengetahui bahwa vaksin tersebut dapat dikatakan tak memiliki efek samping.
"Mereka (penerima vaksin Nusantara) mengukur tingkat imunitas mereka, terbukti tingkat imunitas mereka naik cukup tinggi. Mereka lalu merekomendasikan vaksin ini kepada orang lain, termasuk kepada saya," ujar Saleh.
Selanjutnya, ia melihat vaksin Nusantara sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Saleh mengacu pada pernyataan Presiden Joko Widodo, yang meminta semua pihak untuk mengutamakan produk dalam negeri.
"Vaksin Nusantara ini harus menjadi salah satu contoh produk dalam negeri yang perlu mendapatkan dukungan dan perhatian pemerintah," ujar Saleh.
Baca juga : Epidemiolog: Vaksin Nusantara Hanya untuk Orang Berduit
Keempat, ia menjelaskan, vaksinasi dengan vaksin Nusantara ini dilakukan secara terbatas sehingga tak melanggar apapun. Karena itu, ia berharap Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dapat segera mengeluarkan izin untuk vaksin yang diprakarsai oleh Terawan itu.
Terakhir, ia berharap adanya kedaulatan dan kemandirian Indonesia dalam bidang kesehatan dan pengobatan lewat vaksin Nusantara ini. Ia menilai pandemi Covid-19 ini dapat menjadi momentum untuk hal ini.
"Sekarang kita masih tergantung negara lain, ketika diembargo program vaksinasi kita langsung terganggu. Setidaknya mengganggu jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya, di situ pentingnya kemandirian dan kedaulatan tersebut," ujar Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Ia juga mengungkapkan, sejumlah anggota Komisi IX DPR ikut andil dalam pengambilan sampel darah untuk vaksin Nusantara. Beberapa di antaranya adalah dirinya, Emanuel Melkiades Lakalena, Nihayatul Wafiroh, Sri Meliyana, Arzetti Bilbina, dan Anas Thahir. Namun, ia mengatakan, mereka merupakan sukarelawan yang tak mengatasnamakan DPR.