REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi 1 DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono tak sepakat dengan anggapan kunjungan luar negeri Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto hanya menghabiskan anggaran. Dave menilai kunjungan itu tak sia-sia karena memberikan manfaat bagi Indonesia.
Dave menyampaikan pilihan Prabowo untuk hadir langsung dalam kegiatan internasional sekaligus agenda pertemuan antar Menhan sudah tepat. Menurutnya, komunikasi antara Menhan Prabowo dengan Menhan negara lain dapat terjalin lebih efektif secara tatap muka.
"Kunker ini biasa saja memang ada kegiatan yang dihadiri seperti di Korsel. Perlu kehadiran Menhan disana secara langsung, saya tidak lihat dari sisi pemborosan anggaran," kata Dave kepada Republika.co.id, Kamis (15/4).
Dave menyebut kehadiran Prabowo secara langsung dapat mengurai masalah lebih cepat dengan negara yang akan dikunjungi. Khususnya terkait kesepakatan pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Misalnya ada kendala transfer teknologi dan semacamnya terkait deal pembelian alutsista, makanya menhan perlu kesana untuk selesaikan itu," ujar politikus Partai Golkar itu.
Dave mendukung langkah Prabowo yang ingin merangkul sebanyak mungkin negara sebagai mitra pertahanan. Ia tak ingin Indonesia terjebak dengan kubu tertentu dalam catur politik pertahanan internasional.
"Kunjungan itu bermanfaat untuk kerjasama bilateral,multilateral baik itu negara NATO atau tidak. Karena di era Internet of Things yang borderless world enggak ada lagi sekat di dunia ini untuk kerjasama," katanya.
"Menhan ingin rangkul macam-macam kubu di dunia," ucapnya menambahkan.
Selain itu, Dave memastikan Prabowo berkomitmen untuk transparan dengan Komisi 1 DPR RI terkait kinerjanya. Selama ini, ia mengklaim Kemenhan selalu melaporkan hasil kunjungan kerja luar negeri. Namun Dave belum merinci hasil konkret dari kunjungan tersebut.
"Setiap kali rapat selalu dibahas, Menhan tidak sembunyikan, dia paparkan hasilnya setiap kali kunjungan," pungkas Dave.
Menhan Prabowo dalam dua bulan terakhir rutin melakukan diplomasi pertahanan ke sejumlah negara yaitu Rusia, Jepang, Inggris dan Korea Selatan. Kunjungan itu disebut menguatkan kerjasama sekaligus membuktikan Indonesia ingin menjalin hubungan dengan negara mana pun.
Juru Bicara Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan kunjungan ke berbagai negara besar penting dilakukan. Hal ini sebagai bentuk silaturahmi dan menunjukkan keterbukaan Indonesia terhadap negara manapun.
"Diplomasi pertahanan dilakukan dengan tujuan utamanya menempatkan posisi Indonesia sebagai negara yang tidak punya pakta militer dengan negara mana pun dan blok mana pun," kata Dahnil kepada Republika.co.id, Kamis (15/4).