REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dilaporkan meminta bantuan kepada Perdana Menteri (MP) Inggris Boris Jhonson untuk kesepakatan pembelian salah satu klub Liga Primer Inggris Newcastle United.
Sebagaimana dikabarkan surat kabar Daily Mail dilansir Reuters, Kamis (15/4), pengambilalihan Newcastle oleh konsorsium yang didukung Arab Saudi gagal terlaksan pada tahun lalu. Padahal nilai kesepakatan tersebut mencapai 300 juta pounds atau setara Rp 6,01 triliun.
Adapun kegagalan konsursium Arab untuk menduduki Stadion St James' Park dikarenakan mereka menolak untuk menerima tawaran arbitrase independen Liga Primer Inggris untuk memutuskan siapa yang akan memiliki klub berjuluk the Magpies.
Kelompok tersebut, termasuk dana investasi publik Arab Saudi, PIF, PCP Capital Partners, dan Reuben Brothers. Konsorsium ini mereka mengakhiri minat mereka pada kesepakatan tersebut.
Kini Mohamed Bin Salman mendesak PM Inggris Boris Jhonson untuk mengoreksi dan mempertimbangkan kembali keputusan Liga Primer Inggris yang dituduh memblokir pengambilalihan tersebut.
Johnson sendiri meminta asisten senior dan pakar Timur Tengah, Lord Eddie Lister, untuk menangani keluhan tersebut. Eddie Lister dikutip dalam laporan Daily Mail mengatakan akan menyelidikinya.
"Meskipun kami menyambut investasi luar negeri, ini adalah masalah komersial bagi pihak-pihak terkait dan Pemerintah tidak terlibat dalam hal apa pun dalam pembicaraan pengambilalihan di Newcastle United," kata salah satu juru bicara pemerintahan Inggris.