Jumat 16 Apr 2021 04:30 WIB

Rumah Rusak Akibat Gempa di Kabupaten Malang 5.924 Unit

Kerusakan juga terjadi pada beberapa fasilitas umum di Kabupaten Malang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga mengamankan barang beharga miliknya diantara reruntuhan rumahnya di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ahad (11/4). Jumlah rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Kabupaten Malang terus bertambah.
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
Seorang warga mengamankan barang beharga miliknya diantara reruntuhan rumahnya di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ahad (11/4). Jumlah rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Kabupaten Malang terus bertambah.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jumlah rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Kabupaten Malang terus bertambah. Saat ini setidaknya 5.924 unit rumah masuk dalam kategori tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono menjelaskan, ribuan rumah rusak akibat gempa tersebar di 29 kecamatan. Rinciannya, 1.295 unit rumah rusak berat dan 1.670 unit rumah rusak sedang. "Serta 2.959 unit rumah rusak ringan," kata Sadono di Malang, Kamis (14/5).

Kerusakan juga terjadi pada beberapa fasilitas umum di Kabupaten Malang. Yakni, 192 unit sekolah dan 104 unit tempat ibadah mengalami rusak. Kemudian 15 unit fasilitas kesehatan (faskes) dan 28 unit fasilitas umum (fasum) lainnya juga mengalami hal serupa. 

Adapun total korban meninggal akibat gempa di Kabupaten Malang mencapai empat orang. Kemudian 104 orang mengalami luka, baik luka berat maupun ringan. 

Selain itu, BPBD juga melaporkan adanya beberapa titik korban yang tengah mengungsi. Pertama di Kecamatan Dampit dengan rincian 60 jiwa di Majang Tengah dan 72 jiwa di Pamotan. Selanjutnya, 200 jiwa di Desa Jogomulyan, 400 jiwa di Desa Sumbertangkil dan 150 jiwa di Desa Kepatihan, Kecamatan Tirtoyudo.

"Dan 50 jiwa di Desa Wirotaman, Kecamatan Ampelgading," kata dia.

Di sisi lain, Sadono juga mengungkapkan, beberapa kebutuhan mendesak yang diperlukan warga. Barang-barang tersebut antara lain terpaulin, alas tidur dan family kit. Kemudian selimut, makanan cepat saji dan makanan tambahan gizi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement