REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Puasa merupakan salah satu kewajiban umat Islam pada bulan Ramadhan, perintah tentang kewajibannya sangat jelas berdasarkan dalil dari Alquran, hadits dan ijma.
"Semua muslim yang mampu, baligh dan berakal wajib berpuasa di siang hari, kecuali mereka yang sedang ada alasan syar'i seperti, sakit, musafir, haidh dan alasan-alasan syar’i lainnya," kata Penghulu Muda KUA Kecamatan Kuta Malaka Aceh Besar Ustaz Muhammad Nasril, Lc. MA saat menyampaikan tausiyah daringnya, Jumat (16/4).
Namun, masih ada juga mereka yang sehat, tidak musafir, tidak sedang haidh tapi mereka tidak berpuasa, bisa saja mereka mungkin pura pura gila atau belum baligh walaupun sudah tua. Bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa, dinamakan juga syahrus shiyam (bulan puasa).
"Karena pada bulan ini ibadah puasa menjadi ibadah utama," katanya.
Ustadz Muhammad Nasril menyampaikan dalam Alquran perintah wajib puasa diungkapkan dengan uslub yang sangat istimewa, yaitu dengan seruan yang diabadikan Al-Baqarah ayat 183 yang artinya.
"Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa"
Penggunaan uslub ini kata Ustaz Muhamad Nasril, memiliki nilai lebih dan keutamaannya di sisi Allah SWT. Sehingga puasa Ramadhan menjadi amalan istimewa yang akan diberi ganjaran langsung oleh Allah dan ia merupakan salah satu sebab seseorang mendapatkan ampunan dari Allah SWT.
"Selain itu, puasa dapat menghidupkan hati seorang mukmin agar senantiasa diawasi oleh Allah SWT," katanya.
Puasa merupakan jalan terbaik untuk meresapi nilai-nilai ubudiyah, di mana melalui puasa seorang muslim dididik untuk menundukkan jiwanya dan mengasah kepekaan nuraninya. Puasa merupakan pengaruh terbaik untuk menanamkan benih-benih kasih sayang sesama manusia.
Maka, sejatinya puasa menjadi madrasah ketakwaan bagi seseorang, menjadi tempat belajar keikhlasan, kesederhanaan dan penghambaan diri kepada Allah SWT. Dengan puasa seharusnya sesorang itu menjadi manusia yang bertaqwa, taat terhadap perintah Allah dan sabar atas segala ujian.
"Sebagaimana isyarat Alquran surah Al-Baqarah ketika berbicara kewajiban puasa, yaitu “ la’allakum tattaqun," katanya.
Banyak riwayat yang membahas mengenai keutamaan ibadah puasa Ramadhan sebagai penggugur dosa-dosa yang telah lalu. Puasa menjadi momen bagi seorang hamba meminta ampun atas segal dosa yang dikerjakan selama 11 bulan.
Untuk menjelaskan hal tersebut Ustadz Muhammad Nasril mengutip salah sabda Rasulullah SAW:
“Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan landasan iman dan berharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni.” ( HR. Bukhari).