Jumat 16 Apr 2021 14:39 WIB

Presiden Moon Rombak Kabinet dan Copot Perdana Menteri

Presiden Moon rombak kabinet setelah partainya kalah di Pilkada penting.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Foto: AP/Jeon Heon-kyun/Pool European Pressphoto Ag
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Jumat (16/4) mengganti perdana menteri dan enam anggota kabinet lainnya. Perombakan kabinet ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali partainya, setelah menelan kekalahan dalam pilkada.

Moon menunjuk Kim Boo-kyum, mantan menteri dalam negeri dan anggota parlemen empat masa, untuk menggantikan Chung Sye-kyun sebagai perdana menteri. Sementara, Moon masih mempertimbangkan enam kandidat menteri baru di bidang pertanahan, industri, perikanan, perburuhan, serta sains dan teknologi.

Baca Juga

Keenam kandidat nantinya harus  tunduk pada audiensi konfirmasi parlemen. Namun anggota parlemen tidak memiliki kekuatan untuk memblokir penunjukan, jika presiden melanjutkan dengan pengangkatan formal.

Perombakan kabinet terjadi sekitar seminggu setelah Partai Demokrat yang dipimpin Moon menderita kerugian besar dalam pemilihan khusus untuk jabatan wali kota utama. Kegagalan ini terjadi di tengah skandal politik dan kesalahan kebijakan ekonomi.

Kekalahan partai yang berkuasa menandakan perjalanan yang sulit untuk agenda kebijakan Moon. Salah satu kebijakan Moon yang saat ini dinilai krusial adalah menghentikan harga rumah yang tak terkendali dan mereformasi sistem penuntutan yang kuat. Jabatan Moon sebagai presiden akan berakhir pada 2022.

Kepala Staf Kepresidenan You Young-min mengatakan, Perdana Menteri baru Kim dapat memainkan peran kunci dalam menjembatani perselisihan politik dan mengarahkan upaya anti-virus. "Dia seorang reformis dan berdedikasi pada persatuan nasional, dan dia juga memiliki pengalaman dalam menangani bencana dan krisis sosial," kata You.

Pejabat keuangan senior Noh Hyeong-ouk akan menggantikan Byeon Chang-heum sebagai menteri pertanahan yang mengundurkan diri. Byeon mengundurkan diri di tengah tuduhan bahwa staf di pengembang properti yang dikelola negara menggunakan informasi orang dalam untuk mendapatkan keuntungan dari proyek pembangunan apartemen. Skandal ini membuat publik Korea Selatan gaduh, karena harga apartemen melonjak 28 persen sejak awal 2020.

Sementara itu Moon Sung-wook, dinominasikan sebagai menteri industri baru. Dia adalah adalah seorang pegawai kementerian yang telah bekerja selama bertahun-tahun membentuk kebijakan perusahaan Korea.

Moon Sung-wook memiliki tugas melaksanakan upaya Moon untuk menghidupkan investasi perusahaan dan menciptakan lapangan kerja. Dia juga harus meningkatkan kerja sama antara chip dan sektor otomotif, untuk melokalkan produksi chip mobil di tengah kekurangan suplai global.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement