Jumat 16 Apr 2021 15:01 WIB

Biden Agendakan Jumpa Putin Usai Usir Diplomat Rusia

AS sanksi Rusia karena dianggap mencampuri pemilu pada tahun lalu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden AS Joe Biden.
Foto: EPA-EFE/Andrew Harrer
Presiden AS Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Joe Biden mengusulkan dialog stabilitas strategis dengan Rusia. Para pejabat kedua negara membahas kemungkinan pertemuan di Eropa musim panas ini.  Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah mengusir 10 diplomat Rusia sehubungan dengan campur tangan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun lalu. 

AS pada Kamis (15/4) mengumumkan pengusiran 10 diplomat Rusia dan memberikan sanksi kepada lebih dari 30 individu dan lembaga keuangan karena meminta pertanggungjawaban Kremlin atas campur tangan dalam pemilihan presiden tahun lalu sekaligus peretasan lembaga federal Amerika. Beberapa jam setelah memberlakukan sanksi pada mantan saingan perang dinginnya, Biden mengadakan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga

Biden mengusulkan agar keduanya bertemu langsung musim panas ini di Eropa untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi kedua negara.  "Tim kami sedang mendiskusikan kemungkinan itu sekarang. Dan jika KTT itu terjadi, dan saya yakin itu akan terjadi, Amerika Serikat dan Rusia dapat meluncurkan dialog stabilitas strategis untuk mengejar kerja sama dalam pengendalian dan keamanan senjata," kata Biden dilansir dari IndianToday pada Jumat (16/4).

Biden mengajak Rusia mengatasi tantangan global yang mesti dihadapi bersama. Di antaranya mengekang ancaman nuklir dari Iran dan Korea Utara, mengakhiri pandemi (Covid-19) secara global, dan menghadapi krisis eksistensial perubahan iklim.

"Sekaranglah waktunya untuk meredakan ketegangan. Jalan ke depan adalah melalui dialog yang bijaksana dan proses diplomatik. AS siap untuk terus bergerak secara konstruktif menuju proses itu," ujar Biden.

Biden menyampaikan siap bekerja sama dengan Rusia saat memang diperlukan. Namun ia juga siap merespon Rusia ketika melanggar kepentingan Amerika Serikat. "Kami akan selalu membela negara kami, lembaga kami, rakyat kami, dan sekutu kami," klaim Biden.

Biden menyebut dirinya dan Putin memiliki tanggungjawab signifikan untuk menjaga stabilitas global. Ia mengambil tanggungjawab itu dengan serius karena yakin Putin juga melakukannya.  "Rusia dan Amerika adalah orang yang bangga dan patriotik. Dan saya percaya rakyat Rusia, seperti rakyat Amerika, diinvestasikan dalam masa depan dunia kita yang damai," ucap Biden.

Hingga saat ini, Rusia membantah terlibat dalam Pilpres AS atau menawarkan hadiah bagi pihak manapun yang bisa mengganggu Pilpres AS. Rusia juga menolak dikaitkan dengan serangan komputer SolarWinds.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement