Jumat 16 Apr 2021 17:05 WIB

Kurangi Impor Bahan Baku, Farmasi Perlu Transformasi

Impor bahan baku obat masih mencapai 90 persen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri farmasi nasional didominasi industri formulasi. Padahal, pemerintah ingin rantai suplai sektor tersebut lengkap, dari bahan baku hingga intermediate-nya.
Foto: PA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri farmasi nasional didominasi industri formulasi. Padahal, pemerintah ingin rantai suplai sektor tersebut lengkap, dari bahan baku hingga intermediate-nya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri farmasi nasional didominasi industri formulasi. Padahal, pemerintah ingin rantai suplai sektor tersebut lengkap, dari bahan baku hingga intermediate-nya. 

"Industri bahan baku dan intermediate ini (di Indonesia) belum tumbuh," ujar Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam dalam konferensi pers virtual, Jumat (16/4). 

Ia menyebutkan, hingga kini 90 persen bahan baku obat di Tanah Air masih impor. Nilainya sekitar 700 juta dolar AS.

"Ini rentan terhadap ketahanan bangsa dan masyarakat. Maka industri farmasi dituntut lakukan transformasi," tegas dia. 

Ia melanjutkan, seharusnya struktur Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri farmasi untuk bahan baku sebanyak 50 persen, riset 30 persen, serta produksi 15 persen. "Sisanya pengemasan. Kita ingin merubah struktur industri farmasi kita yang semula di formulasi menjadi ke bahan baku dan intermediet, didukung riset," tuturnya. 

Khayam menyebutkan, saat ini industri farmasi yang sudah didorong bertransformasi atau mengadopsi Indonesia Industry Readiness Index (INDI) 4.0 baru tiga perusahaan. Salah satunya Bio Farma. 

"Kita inginkan dengan menerapkan INDI 4.0, kecepatan dan ketepatan serta keakuratan akan terjadi. Kita harap ini menyangkut proses yang berhubungan dengan manusia, demand butuh tinggi maka kita dorong dari ratusan perusahaan farmasi, kita dorong ke dalam tahap perusahaan INDI," ujar dia. 

Dengan begitu, lanjutnya, proses produksinya akan lebih efisien. Sekaligus meningkatkan daya saing lebih tinggi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement