Jumat 16 Apr 2021 17:23 WIB

Menlu Retno: RI Tolak Penimbunan dan Nasionalisme Vaksin

Hampir 1 dari 4 orang penduduk di negara berpendapatan tinggi telah divaksin.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi menghadiri pertemuan GAVI-COVAX Facility bertajuk "Investment Opportunity" yang digelar secara virtual, Kamis (15/4). Dalam pertemuan, Menlu Retno menegaskan, Indonesia menolak penimbunan, nasionalisme, dan politisasi vaksin.

"Seluruh negara harus bersatu menolak penimbunan dan nasionalisme vaksin. Politisasi vaksin juga harus dihilangkan, karena berpotensi menyebabkan perpecahan geopolitik” tegas Menlu Retno Marsudi dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (16/4)

Baca Juga

Retno mengatakan, hampir 1 dari 4 orang penduduk di negara berpendapatan tinggi telah divaksin. Sementara di negara berpenghasilan rendah baru 1 dari 500 orang yang sudah divaksin.

Pertemuan yang dihadiri kepala negara, pejabat tinggi negara, organisasi internasional, dan perusahaan besar di bidang farmasi tersebut bertujuan menggalang dana untuk memenuhi kebutuhan vaksin global yang dikoordinasikan oleh COVAX Facility. Untuk memenuhi target penyediaan 1,8 miliar dosis vaksin di tahun 2021, masih dibutuhkan tambahan dana setidaknya 2 miliar dolar AS.

Dalam sambutannya, Retno juga menyampaikan apresiasi atas telah dikirimnya 38 juta vaksin ke 100 negara di enam benua melalui skema Covax Facility. Ini menjadi bukti bahwa multilateralisme dapat membuahkan hasil yang konkrit. Namun perjuangan belum akhir bagi seluruh negara untuk secara bersama melawan pandemi ini.

"COVAX Facility memerlukan dukungan kita semua, dan setiap negara bertanggung jawab untuk memastikan akses yang setara terhadap vaksin," ujar Retno.

Retno mendesak setiap pihak harus lebih berani berkomitmen dan beraksi memastikan terlaksananya produksi dan distribusi vaksin secara tepat waktu, serta peningkatan skala produksi vaksin. Ini, kata dia, bukan sekadar kewajiban moral, tapi sebuah kepentingan bersama untuk memastikan semua orang aman. "Solidaritas global harus dikedepankan," tegas Menlu Retno.

 

Pertemuan tersebut membuahkan hasil konkret berupa komitmen pendanaan hampir mencapai 400 juta dolar AS dari Swedia, Norwegia, Belanda, Liechtenstein, Portugal, Jerman, dan Bill and Melinda Gates Foundation. Kampanye penggalangan dana ini akan terus dilakukan, antara lain melalui pertemuan GAVI COVAX AMC Summit yang akan digelar di Jepang pada bulan Juni 2021, dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement