Jumat 16 Apr 2021 18:45 WIB

Mendag Lutfi: Ekspor Maret Catat Rekor Sepanjang Sejarah

Nilai ekspor Indonesia sepanjang bulan lalu mencapai 18,35 miliar dolar AS.

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Kementerian Perdagangan menargetkan neraca perdagangan di 2021 akan mengalami surplus US$ 1 miliar, ekspor riil barang dan jasa tumbuh 4,2 persen, ekspor nonmigas tumbuh 6,3 persen dan rasio ekspor jasa terhadap ekspor jasa terhadap PDB tumbuh sebesar 2,8 persen.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Kementerian Perdagangan menargetkan neraca perdagangan di 2021 akan mengalami surplus US$ 1 miliar, ekspor riil barang dan jasa tumbuh 4,2 persen, ekspor nonmigas tumbuh 6,3 persen dan rasio ekspor jasa terhadap ekspor jasa terhadap PDB tumbuh sebesar 2,8 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menyatakan kinerja ekspor nasional pada bulan Maret 2021 mencatat rekor terbesar sepanjang sejarah. Pasalnya, terdapat capaian signifikan dalam ekspor non migas yang sekaligus mencerminkan adanya ekspansi industri manufaktur dalam negeri.

Nilai ekspor Indonesia sepanjang bulan lalu mencapai 18,35 miliar dolar AS. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut angka itu tertinggi sejak Agustus 2011 di mana saat itu nilai ekspor mencapai 18,6 miliar dolar AS.

"Ekspor secara kumulatif (migas dan non migas) memang tertinggi sejak Agustus, tapi untuk ekspor non migas di bulan Maret ini tertinggi dalam sejarah, terutama pasca krisis 1998," kata Lutfi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (16/4).

BPS mencatat laju angka ekspor migas pada bulan lalu sebesar 910 juta dolar AS adapun non migas tembus hingga 17,54 miliar dolar AS. Ekspor non migas itu tercatat mengalami kenaikan 21,21 persen dibanding ekspor non migas Februari 2021 bahkan naik 30,07 persen dari Maret 2020.

Lutfi menilai, tingginya ekspor non migas itu sekaligus menunjukkan adanya ekspansi barang-barang industri dalam negeri yang menjadi penopang ekspor non migas Indonesia.

Lebih lanjut, Lutfi mengatakan, Maret menjadi titik awal pergerakan ekonomi setiap tahunnya. Tahun ini, kebetulan bertepatan dengan jelang bulan Ramadhan yang selalu mendongkrak aktivitas ekonomi industri.\

Pemerintah pun berharap dengan data-data ekspor pada bulan Maret diharapkan menjadi gambaran momentum kinerja perdagangan pada tahun ini. "Artinya dengan pertumbuhan yang baik pada Maret ini akan menjadi landasan pacu untuk bisa lebih tinggi perekonomiannya," kata dia.

Di satu sisi, ia menambahkan, adanya kenaikan impor, khususnya bahannbaku dan barang modal turut mencerminkan kenaikan modal industri dalam melakukan produksi. "Ini memberikan sinyal bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh jauh lebih baik," katanya.

Ke depan, Lutfi mengatakan, pemerintah akan terus mencari pasar-pasar baru ekspor khususnya untuk produk non tradisional. Seperti misalnya ke kawasan Afrika Selatan, Afrika Utara, dan Afrika Barat. Pihaknya juga berencana untuk menambah kantor perwakilan perdagangan agar bisa meningkatkan laju ekspor dari Indonesia.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement