REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Kamis (15/4) lalu adalah tepat 500 tahun silam, tokoh teologi Jerman yang mempelopori reformasi Kristen Protestan, Martin Luther, membakar dekrit gereja guna menentang otoritas gereja yang berkuasa kala itu. Gerakan yang dilakukan Luther disinyalir dipengaruhi pemikiran ulama besar Islam, Ibnu Rusyd. Benarkah demikian?
Dilansir di Al-Youm As-Sabi, Kamis (15/4), pembakaran dekrit gereja oleh Martin Luther berkontribusi pada hengkangnya ia dari gereja Katolik. Pada 1520 silam, Luther melakukan gerakan tersebut yang sangat dimungkinkan dipengaruhi pemikiran Ibnu Rusyd yang memiliki pengaruh besar bagi masyarakat Eropa kala itu.
Ibnu Rusyd wafat pada 10 Desember 1198. Ulama memiliki pengaruh besar terhadap peradaban Eropa, dan beberapa kalangan di abad pencerahan dalam gereja Katolik pada saat itu mengadopsi gagasan dan filosofinya yang juga menyerap pemikiran filsuf Yunani kuno, Aristoteles.
Salah satu studi mengaitkan apakah gerakan Luther benar-benar dipengaruhi Ibnu Rusyd. Hal ini dengan kebetulan menjadi transmisi pemikiran rasionalis ke Barat dengan dua faktor. Pertama, adalah penaklukan budaya Islam dan Arab di negara-negara Eropa, dan Ibn Rusyd tidak sendirian yang menduduki arena budaya Eropa, tetapi banyak tokoh-tokoh terkemuka juga yang berkonstribusi untuk peradaban Barat.