Sabtu 17 Apr 2021 12:32 WIB

Biden-Suga Bahas Ancaman China di Kawasan

China di bawah Xi Jinping mengerahkan telah kekuatan ekonomi dan militernya.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden AS Joe Biden melepas topeng pelindungnya sebelum berbicara di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada 15 April 2021.
Foto: EPA-EFE/Andrew Harrer
Presiden AS Joe Biden melepas topeng pelindungnya sebelum berbicara di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada 15 April 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menunjukkan tekad bersama dalam menangani China. Kedua kepala negara ini bertemu dalam pembicaraan tatap muka pertama Biden dengan seorang pemimpin asing sebagai presiden di Gedung Putih pada Jumat (16/4).

Dalam konferensi pers setelah pertemuan, Suga berulang kali merujuk pada lingkungan keamanan yang 'parah' di Asia Timur. Kondisi ini merujuk China di bawah kepemimpinan presiden Xi Jinping mengerahkan kekuatan ekonomi dan militernya.

Baca Juga

Suga mengatakan kunjungan itu dimaksudkan untuk menegaskan kembali ikatan baru dan erat antara kedua negara saat mereka menghadapi tantangan di kawasan. Dia menyatakan, bersama Biden mengadakan pembicaraan serius tentang pengaruh China atas perdamaian dan kemakmuran Indo-Pasifik.

"Kami menentang segala upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan," kata Suga.

Pembicaraan tersebut menampilkan peringatan jujur yang tidak biasa dari seorang pemimpin Jepang terhadap setiap upaya China. Pemimpin sebelumnya berusaha menghindar karena China memiliki peran penting sebagai mitra ekonomi.

Sedangkan Biden menekankan komitmen AS untuk pertahanan Jepang dan mengatakan aliansi akan membuktikan bahwa demokrasi masih dapat berkomitmen dan menang. Pemerintahan Biden menyebut pengelolaan kebijakan AS terhadap China dan Indo-Pasifik sebagai tantangan utama bagi AS.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement