REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta bersama UGM berhasil mengembangkan terapi pasien covid-19. Kolabrasi keduanya menerapkan penggunaan sel punca atau stem cell pada pasien COVID-19 derajat berat.
"Pemberian stem cell pada pasien COVID-19 derajat berat di RSUP Dr. Sardjito ini telah mendapat izin dari BPOM serta telah masuk dalam standar terapi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan," kata Koordinator Tim Stem Cell RSUP Dr. Sardjito dr Rusdi Ghozali di Yogyakarta, Jumat (17/4).
Menurur Rusdi, injeksi stem cell pertama pada pasien COVID-19 di RSUP Dr. Sardjito dilaksanakan pada 29 Januari 2020 pada pasien laki-laki berusia 63 tahun. Pasca injeksi stem cell, pasien menunjukkan perbaikan yang menggembirakan. Hasil pemeriksaan rontgen dada (chest x-ray) satu minggu pascaterapi stem cell juga menunjukkan perbaikan yang signifikan pada kondisi paru pasien.
"Hasil tersebut semakin mendorong Tim Stem Cell RSUP Dr. Sardjito untuk mengembangkan penelitian stem cell pada COVID-19 ini dalam bentuk uji klinik," kata dia.
Hingga saat ini, kata dia, penelitian tersebut telah merekrut sembilan pasien dengan hasil yang masih dalam tahap evaluasi. Penelitian tersebut, jelas Rusdi, menggunakan metode Uji Klinik Acak Buta Ganda Terkontrol (Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial), yang merupakan standar tertinggi untuk penelitian obat pada manusia.
"Stem cell yang digunakan berasal dari tali pusat bayi yang didonorkan," kata dia.
Tali pusat tersebut diolah, diambil stem cell di dalamnya dan dikembangkan oleh lab mitra RSUP Dr. Sardjito, yaitu Lab Regenic milik PT Bifarma Adiluhung yang berada di Jakarta. Pemrosesan stem cell ini telah mengikuti standar pembuatan obat yang baik (Good Manufacturing Practice/GMP) sesuai standar BPOM.
Stem cell yang berasal dari tali pusat terkenal memiliki keunggulan. Stem cell ini jarang menimbulkan reaksi alergi, selain memiliki kemampuan yang baik dalam mengontrol peradangan di tubuh dan memperbaiki kerusakan sel.
"Kemampuan stem cell dalam mengontrol peradangan dan memperbaiki kerusakan sel paru ini yang diduga berperan dalam pengobatan stem cell pada pasien COVID-19," kata dia.
Pada penelitian di RSUP Dr. Sardjito, stem cell diberikan menggunakan jalur infus intravena (IV) dengan dosis 1 juta sel per kilogram berat badan. Stem cell diberikan sebanyak tiga kali dengan rentang tiga hari antarpemberian.
Setelah mendapatkan terapi, pasien akan dilakukan pemeriksaan secara lengkap pada hari ke-15 dan hari ke-22 pascapemberian untuk menilai efektivitas dan keamanan. Pada hari ke-29 hingga hari ke-91 dievaluasi untuk menilai ada tidaknya efek samping jangka panjang.
"Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik FKKMK UGM dan BPOM Indonesia," tuturnya.
Ia mengatakan penelitian ini mendapat bantuan pendanaan dari Kemenristek/BRIN dan LPDP melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19, serta dari PT Bifarma Adiluhung. "Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu peran RSUP Dr. Sardjito sebagai rumah sakit rujukan dalam penanganan COVID-19," ujar Rusdi.
Penelitian itu diharapkan selesai pada September 2021.