Sabtu 17 Apr 2021 18:37 WIB

Sejumlah Rumah Rusak Akibat Gempa di Malang Dirobohkan 

Langkah ini dilakukan karena bangunan sudah tidak layak huni dan membahayakan.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Sejumlah anggota TNI mengangkat rangka atap baja ringan yang akan digunakan untuk membangun rumah semi permanen di Jogomulyan, Malang, Jawa Timur, Jumat (16/4/2021). Pemerintah setempat akan mendirikan rumah semi permanen bagi korban gempa Malang dengan target pembangunan sepuluh hari agar bisa segera digunakan.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah anggota TNI mengangkat rangka atap baja ringan yang akan digunakan untuk membangun rumah semi permanen di Jogomulyan, Malang, Jawa Timur, Jumat (16/4/2021). Pemerintah setempat akan mendirikan rumah semi permanen bagi korban gempa Malang dengan target pembangunan sepuluh hari agar bisa segera digunakan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah rumah rusak berat akibat gempa di Malang telah dirobohkan. Tak terkecuali di beberapa desa wilayah Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.

Camat Tirtoyudo Sugeng Hari Susanta mengatakan, saat ini 80 rumah rusak berat di Desa Jogomulyan telah dirobohkan. Langkah ini dilakukan karena bangunan sudah tidak layak huni dan membahayakan bagi penghuni. Untuk selanjutnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang akan membangun kembali dengan konsep rumah hunian sementara. 

Di sisi lain, Sugeng mengaku masih ada 19 rumah di Desa Sumbertangkil yang belum dirobohkan. "Kami tidak berani merobohkan rumah tanpa seizin keluarga. Jadi kami (hanya) merobohkan sesuai permintaan," ucap Sugeng dalam pesan resmi yang dirilis Pemkab Malang, Sabtu (17/4).

Sebelumnya, Pemkab Malang telah menyiapkan hunian sementara untuk warga yang kehilangan rumahnya akibat terkena gempa. Namun, sarana yang dimaksud bukan gedung besar tapi bangunan sederhana berdinding batu bata. Pemkab berencana menyediakan fasilitas tersebut dengan ukuran 6 x 8 meter.

Bupati Malang M Sanusi mengaku, pihaknya kesulitan mendapatkan rumah sewa untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi warga terdampak. Oleh sebab itu, Sanusi menargetkan, pembangunan rumah sementara akan selesai dalam 10 hari. Apalagi, warga juga akan mendapatkan bantuan stimulan dari BNPB sebesar Rp 50 juta untuk rumah rusak berat. "Kalau dihitung cukup untuk membangun rumah layak huni," jelas Sanusi.

Selanjutnya, Sanusi tidak mempermasalahkan apabila bangunan rumah sementara akan ditempati warga seterusnya. Sebab, dia meyakini, bangunan tersebut sudah memenuhi standard rumah nasional. Yakni, di dalamnya terdapat kamar mandi, dapur, tempat tidur dan ruang tamu. 

Adapun hitungan awal untuk pembangunan satu unit rumah sementara sekitar Rp 30 juta. Pembangunan ini akan dimulai dengan kerja bakti membersihkan reruntuhan. Bahkan, material bangunan seperti batako, kayu dan spandek sudah dipersiapkan.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang hingga 16 April pukul 17.00 WIB, 6.619 unit rumah warga mengalami kerusakan. Dari jumlah tersebut, 2.306 rumah rusak ringan dan 1.922 rumah rusak sedang. Sementara 1.491 rumah warga lainnya mengalami rusak berat.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement