Ahad 18 Apr 2021 04:21 WIB

Stunting dan Kematian Ibu Anak Jadi Momok untuk Ibu Hamil

Lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak.

Acara pencegahan stunting dalam forum “Kepoin Genbest” di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (16/4).
Foto: Istimewa
Acara pencegahan stunting dalam forum “Kepoin Genbest” di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN – Kabupaten Klaten, menjadi salah satu kota yang disinggahi Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam roadshow kampanye penurunan prevalensi stunting tahun 2021. Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Wiryanta menyebut Kabupaten Klaten merupakan salah satu lokasi prioritas penanggulangan stunting.

"Pemerintah pusat memberikan perhatian lebih terhadap penurunan stunting di daerah-daerah lokus stunting, salah satunya di Klaten, dengan memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan awareness khususnya generasi muda,” ujar Wiryanta dalam forum “Kepoin Genbest”, dalam rilisnya, Sabtu (17/3).

Dalam rangka menurunkan prevalensi stunting, lanjut Wiryanta, Kementerian Kominfo menggunakan banyak kanal media. Berbagai media digunakan oleh Kementerian Kominfo untuk membangun awareness dan mengubah perilaku masyarakat terutama daerah-daerah yang menjadi target sasaran penurunan prevalensi stunting, salah satunya melalui forum "Kepoin Genbest".

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo menyambut baik kampanye pencegahan stunting yang dilakukan oleh Kementerian Kominfo yang menyasar para remaja yang masih rentan dari sisi reproduksi dan kesehatan.

“Kalau ada anak umur 16–17  tahun dipaksa untuk menikah dan melahirkan, itu dia panggulnya aja belum sempurna. Kalau melahirkan sebelum 20 tahun, maka meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi, lalu kemudian berpotensi stunting pula,” jelas Hasto.

Remaja di usia 16-17 tahun, lanjut Hasto merupakan usia dimana tubuh sedang berkembang. Jika remaja harus hamil, membesarkan janin dan melahirkan justru akan meningkatkan resiko penyakit di masa mendatang, salah satunya osteoporosis.

Peak bone mass (puncak kepadatan tulang) di usia 32 tahun. Jika hamil saat remaja, itu masa dimana seharusnya tulang bertumbuh tapi malah tidak optimal. Di masa depannya lebih cepat menopause dan mengalami osteoporosis,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, praktisi kesehatan yang juga publik figur dr. Lula Kamal menegaskan orang tua harus memperhatikan kebersihan lingkungan tempat karena sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak. Kebersihan lingkungan jadi salah satu faktor penunjang mencegah terjadinya stunting pada anak-anak.

“Stunting harus kita cegah sejak dini. Di negara-negara maju, tidak ketemu adanya stunting. PR kita memang besar untuk mengatasi persoalan stunting, karena ini urusan sumber daya manusia,” ujar Lula.

Stunting merujuk pada kondisi gagal tumbuh pada anak. Penyebabnya akibat kekurangan gizi kronis dan paparan infeksi berulang, terutama di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Lula Kamal mengingatkan ibu-ibu agar segera memeriksakan anaknya ke posyandu untuk mencegah terjadinya stunting.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement